TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara saat ini memiliki 30 hingga 40 hulu ledak nuklir sebagai upaya untuk terus memperbesar kapasitas senjata nuklir negara itu.
Satu lembaga riset independen di Swedia, Stockholm International Peace Research Institute atau SIPRI mengungkap data kepemilikan hulu ledak nuklir milik Korea Utara dalam laporannya.
Menurut SIPRI, Korea Utara menambahkan 10 hulu ledak senjata nuklirnya untuk tahun 2019 saja.
"Korea Utara terus memprioritaskan program nuklir militer sebagai unsur sentral dari strategi keamanan nasional," kata SIPRI menulis dalam laporannya sebagaimana dikutip dari The Korea Times, 16 Juni 2020.
Adapun total senjata nuklir dari 9 negara pemilik senjata nuklir di dunia masing-masing Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Cina, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara. SIPRI memperkirakan ada sebanyak 13.400 senjata nuklir di awal tahun 2020.
Amerika memiliki total senjata nuklir sebanyak 5.800 atau di posisi teratas dari 9 negara. Menyusul Rusia sebanyak 6.375 senjata nuklir, Inggris sebanyak 215 senjata nuklir, Prancis sebanyak 290 senjata nuklir, Cina sebanyak 320 senjata nuklir, India ada 150 senjata nuklir, Pakistan memiliki 160 senjata nuklir, Israel memiliki 90 senjata nuklir, dan Korea Utara sebanyak 30-40 senjata nuklir.
Total jumlah kepemilikan senjata nuklir oleh 9 negara itu mengalami penurunan dari setahun lalu, yakni 13.865 senjata nuklir.
Saat ini sekitar 3.720 senjata nuklir dikerahkan dalam sejumlah operasi dan hampir 1,800 senjata nuklir dalam posisi siaga untuk melakukan operasi tingkat tinggi.