Google Ancam Tutup Layanan di Australia Jika Dipaksa Bayar Konten Media

Jumat, 22 Januari 2021 16:00 WIB

Logo Google di kantor Google untuk Asia Pasifik di Singapura, 13 Desember 2019. TEMPO | Gangsar Parikesit

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Australia mewajibkan Google membayar media yang kontennya mereka pakai mendapat perlawanan. Dikutip dari Channel News Asia, Google mengancam balik Pemerintah Australia dengan menyatakan akan mematikan layanannya di negeri Kangguru apabila diwajibkan membayar konten yang mereka pakai.

"Model regulasi yang bias ini menghadirkan ancaman finansial maupun operasional bagi Google," ujar Managing Director Google untuk kawasan Australia, Mel Silva, Jumat, 22 Januari 2021.

Diberitakan seblumnya, Australia berniat mengatur penggunaan konten perusahaan media oleh perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook. Tujuannya, agar perusahaan seperti Google maupun Facebook tidak leluasa mengambil konten perusahaan media dan kemudian digunakan dalam hasil pencarian mereka atau news feed.

Bulan lalu, legislasi atas aturan tersebut diumumkan. Hal tersebut menyusul investigasi regulator persaingan usaha Australia yang mendapati Google cs terlalu berkuasa di industri media. Jika hal itu dibiarkan, pemerintah Australia khawatir Google dan perusahaan-perusahaan sejenis akan menjadi ancaman untuk demokrasi.

Australia menargetkan regulasi beres dan sah tahun ini. Jika sah, maka Google wajib membayar perusahaan media atas setiap konten yang mereka pakai, mulai dari hasil pencarian hingga news feed. Google dan perusahaan media diberi keleluasaan untuk bernegosiasi harga. Namun, jika tidak tercapai kata sepakat, badan arbitrasi Australia yang akan menentukan nilai kontennya.

Google menegaskan bahwa mereka tidak main-main dengan ancamannya. Mereka bahkan mengancam 19 juta pengguna Google di Australia akan dirugikan, termasuk dari layanan mereka yang lain seperti Youtube.

"Jika aturan itu berlaku, kami tidak punya pilihan lain selain menghentikan layanan Google di Australia," ujar Silva.


Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Admiralty House di Sydney, Australia, 28 Februari 2020. [REUTERS / Loren Elliott / File Foto]



PM Australia Scott Morrison bergeming. Ia berkata, hak Australia membuat aturan untuk mencegah monopoli. Adapun ancaman penalti jika memberontak dari regulasi baru ini, nantinya, adalah denda maksimal US$7,7 juta.


"Mereka yang mau patuh terhadap aturan akan kami sambut. Hal yang jelas, kami tidak merespon ancaman," ujar Morrison.

Pemerintah Amerika, pekan ini, dikabarkan akan turun tangan untuk membantu Google. Mereka menyarankan Australia untuk menerapkan aturan yang sifatnya lebih sukarela.

Di belahan dunia lain, Google membuat kesepakatan dengan perusahaan publikasi Prancis senilai US$1,3 miliar untuk bisa menggunakan konten-konten mereka.

Baca juga: California Mau Ikut Gabung Pemerintah AS Gugat Google

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.channelnewsasia.com/news/business/australia-google-will-shut-search-engine-forced-pay-media-14017802

https://www.channelnewsasia.com/news/business/australia-competition-watchdog-warns-google-facebook-laws-13945136

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

2 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tangkap 4 Tersangka Judi Online, Pengelola Akun YouTube BOS ZAKI

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Tangkap 4 Tersangka Judi Online, Pengelola Akun YouTube BOS ZAKI

Tim Penyidik Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap paksa empat tersangka dugaan tindak pidana judi online

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

3 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

5 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

5 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya