TEMPO.CO, - Platform media sosial asal Cina, WeChat, memblokir pesan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di tengah perselisihan antara kedua negara.
Morrison mengirimkan pesan via WeChat pada Selasa untuk mengkritik sikap juru bicara kementerian luar negeri Cina, Zhao Lijian. Lijian sebelumnya mengunggah gambar seorang tentara Australia yang sedang menyayat leher anak Afghanistan pada Senin di Twitter.
Dalam pesannya, Morrison membela langkah Australia atas penyelidikan kejahatan perang terhadap tindakan pasukan khusus di Afghanistan. Dia mengatakan Australia akan menangani masalah pelik ini secara transparan.
Namun seperti diberitakan Reuters, pesan itu tampaknya diblokir WeChat Rabu malam. WeChat mencantumkan alasan bahwa konten tersebut tidak dapat dilihat karena melanggar peraturan, termasuk mendistorsi peristiwa bersejarah dan membingungkan publik.
Tencent, perusahaan induk WeChat, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
WeChat memiliki 690 ribu pengguna harian aktif di Australia. Sementara pesan Morrison telah dibaca oleh 57 ribu pengguna WeChat pada hari Rabu.
Adapun unggahan foto Zhao, yang disematkan di bagian atas akun Twitter-nya, telah "disukai" oleh 60 ribu pengikut. Twitter menandainya sebagai konten sensitif tetapi menolak permintaan Australia untuk menghapus gambar tersebut.
Hubungan Cina dan Australia memanas setelah unggahan foto tentara tersebut. Cina menolak seruan Morrison untuk meminta maaf.
Sebelumnya, pasukan khusus Australia diduga membunuh 39 tahanan tak bersenjata dan warga sipil di Afghanistan. Pemerintah Australia mengatakan bahwa 19 tentara dan mantan tentara akan dibawa ke pengadilan untuk tuntutan pidana.
REUTERS
https://www.reuters.com/article/idUSKBN28C01T?il=0