Rencana Vaksinasi Joe Biden: Perbanyak Jarum Suntik dan Siapkan Pensiunan Dokter

Sabtu, 16 Januari 2021 17:00 WIB

Presiden AS terpilih Joe Biden menerima dosis kedua vaksin COVID-19 di Rumah Sakit ChristianaCare Christiana di Newark, Delaware, 11 Januari 2021. REUTERS/Tom Brenner

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada Jumat mengatakan dia akan memesan lebih banyak produksi jarum suntik dan pasokan lainnya untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19.

Joe Biden mengatakan akan memperbaiki kegagalan program pengendalian wabah oleh pemerintahan Donald Trump.

Di bawah rencana Biden, pekerja bantuan bencana federal akan mendirikan ribuan pusat vaksinasi, di mana pensiunan dokter akan memberikan suntikan kepada guru, pekerja toko bahan makanan, orang-orang yang berusia di atas 65 tahun dan kelompok lain yang saat ini tidak memenuhi syarat.

Demokrat akan meminta Undang-Undang Produksi Pertahanan AS untuk meningkatkan produksi peralatan yang dibutuhkan untuk mendistribusikan vaksin, seperti botol kaca dan jarum suntik, menurut sebuah dokumen yang dirilis oleh tim transisi, dilaporkan Reuters, 16 Januari 2021. Biden juga akan menggunakan hukum untuk mendukung pendinginan dan penyimpanan vaksin Covid-19.

Biden mengatakan timnya telah mengidentifikasi perusahaan yang siap diaktifkan melalui undang-undang ini, yang memungkinkan presiden memerintahkan bisnis untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan untuk pertahanan nasional.

Advertising
Advertising

Negara bagian yang menggunakan Garda Nasional mereka dalam upaya itu akan diganti oleh pemerintah federal, kata tim transisi.

Presiden AS terpilih Joe Biden menerima suntikan kedua vaksin Covid-19 di Rumah Sakit ChristianaCare Christiana di Newark, Delaware, 11 Januari 2021. Vaksin Pfizer-BioNTech membutuhkan suntikan kedua sekitar tiga minggu setelah suntikan pertamanya. REUTERS/Tom Brenner

Virus corona telah menewaskan lebih dari 390.000 orang di Amerika Serikat, dan penasihat Joe Biden mengatakan pada hari Jumat jumlah kematian bisa mencapai 500.000 pada Februari.

Biden telah berjanji untuk melakukan pengendalian yang lebih baik daripada Presiden Donald Trump, untuk mengekang virus dan memberikan 100 juta suntikan vaksin ke pelukan orang Amerika selama 100 hari pertamanya menjabat.

Baca juga: Joe Biden Ungkap Paket Stimulus Corona Rp 26 Ribu Triliun, Berikut Rinciannya

Berbicara di dekat rumahnya di Wilmington, Delaware, Biden menyerukan untuk meningkatkan distribusi vaksin di lingkungan berpenghasilan rendah yang saat ini tidak terlayani dengan baik oleh rumah sakit dan apotek. Biden juga merencanakan kampanye pemasaran untuk mendorong mereka yang skeptis terhadap vaksin tersebut untuk diinokulasi.

Tim transisinya mengatakan dia akan mengatur ulang tim distribusi vaksin yang saat ini disebut "Operasi Warp Speed", dan telah meminta mantan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan David Kessler untuk bekerja sama dengan produsen guna meningkatkan ketersediaan vaksin.

Biden mengatakan, pemerintahannya akan merilis sebagian besar dosis saat tersedia, daripada menahan sebagian besar untuk memastikan bahwa penerima bisa mendapatkan dosis kedua, yang telah menjadi pendekatan pemerintahan Trump untuk sebagian besar peluncuran. Negara bagian akan mendapatkan pembaruan rutin untuk mengetahui berapa banyak dosis yang datang untuk memastikan mereka dapat mendistribusikannya secara efisien.

Joe Biden akan memerintahkan Badan Manajemen Darurat Federal untuk mendirikan 100 pusat vaksin dalam satu bulan, yang katanya pada akhirnya akan melayani jutaan orang. Apotek permukiman juga akan terdaftar sebagai situs vaksinasi, katanya.

Biden meluncurkan rencana stimulus US$ 1,9 triliun (Rp 26.878 triliun) pada hari Kamis yang mencakup US$ 20 miliar (Rp 282,9 triliun) untuk distribusi vaksin serta US$ 50 miliar (Rp 707,3 triliun) untuk pengujian virus corona, yang menurut para ahli dan pejabat akan membantu mempercepat proses tersebut.

Namun, proposal stimulus menghadapi perjuangan berat di Kongres. Ketika Biden menjabat, Demokrat akan mengontrol Senat dan DPR tetapi dengan margin yang sempit. Beberapa Partai Republik menolak keras besar anggaran itu, sementara kaum liberal mendorong lebih banyak anggaran untuk bantuan langsung tunai kepada warga AS yang terdampak wabah.

Pemerintahan Trump bertujuan untuk memberikan dosis vaksin kepada 20 juta orang Amerika pada akhir tahun 2020. Tetapi hanya 12,3 juta suntikan vaksin yang telah diberikan pada Jumat pagi dari lebih dari 31 juta dosis yang didistribusikan ke negara bagian, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Seorang pejabat pemerintahan Donald Trump, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Amerika Serikat akan memiliki 300 juta dosis yang tersedia pada akhir 100 hari pertama Joe Biden menjabat.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-biden/retired-doctors-and-more-syringes-biden-lays-out-plan-to-get-america-vaccinated-idUSKBN29K0NF

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

9 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

10 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

10 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

14 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya