Tahun baru 2021, Militer Iran Mengingat Kembali Pembunuhan Qassem Soleimani

Jumat, 1 Januari 2021 17:30 WIB

Foto almarhum Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani dibawa orang-orang merayakan peluncuran rudal Iran ke pangkalan militer koalisi pimpinan AS di Irak, di Teheran, Iran 8 Januari 2020. Salah satu pangkalan militer yang jadi sasaran serangan rudal Iran adalah pangkalan udara al-Asad, yang pada Desember 2018 dikunjungi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Nazanin Tabatabaee / WANA

TEMPO.CO, Jakarta - Iran belum melupakan pembunuhan jenderal militernya, Qassem Soleimani, pada Januari tahun lalu. Di Tahun Baru 2021, penerus Soleimani, Esmail Ghaani, mengatakan bahwa Iran masih membuka kemungkinan melakukan serangan balasan ke Amerika.

"Di internal (militer Iran), masih ada kemungkinan muncul seseorang yang akan membalas kejadian tersebut. Kejahatan Amerika tidak akan membuat Quds (Garda Revolusi Iran) mengesampingkan rencana balasannya," ujar Ghaani, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 1 Januari 2021.

Sebagaimana diketahui, Jenderal Qassem Soleimani dibunuh oleh Amerika pada 3 Januari 2020. Ketika dirinya melakukan perjalanan ke Baghdad, Irak, militer Amerika menyerangnya dengan Drone MQ-9 Reaper. Qassem Soleimani tewas seketika.

Inkumben Presiden Amerika, Donald Trump, berdalih serangan tersebut diperlukan. Ia mengklaim menerima laporan intelijen yang menyatakan Qassem Soleimani akan memimpin serangan ke kantor-kantor diplomatik Amerika di Timur Tengah.

Belakangan, klaim tersebut dipertanyakan oleh mantan Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper. Dia menyatakan tidak ada cukup bukti intelijen untuk mendukung klaim Donald Trump.

Donald Trump mengatakan di Mar-a-Lago bahwa Qassem Soleimani seharusnya dibunuh oleh presiden sebelumnya dan keputusannya sebagai salah satu pencegahan dan bukan agresi. vox.com

Di Iran, pembunuhan Qassem Soleimani memicu kemarahan dari pemerintah setempat. Beberapa hari setelah Qassem Soleimani tewas, militer Iran memborbardir pangkalan militer Amerika di Irak dengan roket. Tragisnya, dalam periode balasan tersebut, Iran tanpa sengaja menembak jatuh pesawat komersil Ukraina yang terbang dari Tehran.

Kamis kemarin, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga mengomentari kematian Qassem Soleimani. Ia menuduh Donald Trump dengan sengaja membuat keterangan palsu soal Qassem Soleimani hendak menyerbu kantor diplomatik Amerika. Menurut Zarif, hal itu hanya akal-akalan Trump untuk menyerang Iran.

Menurut laporan Reuters, Amerika sudah mengantisipasi balasan baru dari Iran menjerang satu tahun kematian Qassem Soleimani. Rabu kemarin, dua pesawat jenis bomber B-52 diterbangkan ke Timur Tengah, memperingatkan Iran untuk tidak macam-macam.

Sebagai catatan, hubungan Iran dan Amerika memburuk tidak hanya karena masalah Qassem Soleimani. Keduanya juga berkonflik soal perjanjian nuklir JCPOA yang bertujuan untuk memastikan Iran tidak melanjutkan program pengayaan nuklirnya. Presiden Amerika Terpilih Joe Biden berniat mengangkat kembali isu tersebut.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-iran-usa-soleimani/iran-commander-vows-resistance-a-year-after-soleimani-killing-idUSKBN29627W?il=0




Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

2 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

4 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

6 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya