Seorang petugas keamanan yang mengenakan masker berdiri di pintu masuk sebuah pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Malaysia pada Selasa (24/11) melaporkan 2.188 kasus baru COVID-19 dalam lonjakan harian tertinggi sejak wabah coronavirus merebak di negara itu. (Xinhua/Chong Voon Chung)
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan bahwa 1.771 Petugas medis mereka positif tertular virus COVID-19. Sebanyak 1.359 di antaranya tertular pada gelombang ketiga yang baru-baru ini terjadi.
"Dari mereka yang tertular, angka terbesar berasal dari perawat dengan 690 kasus. Sementara itu, untuk sisanya, meliputi kepala medis, asisten kepala medis, dan asisten perawat," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 18 Desember 2020.
Abdullah melanjutkan, 1.771 petugas medis yang tertular COVID-19 tersebut bisa dirinci lagi menjadi beberapa kategori. Misalnya, berdasarkan sumber penularan, 587 petugas tertular di komunitas mereka dan 565 tertular di lingkungan Petugasan.
Angka tersebut baru yang dikonfirmasi saja. Abdullah berkata, ada 58 kasus yang sumber penularannya misterius dan 409 kasus yang sumber penularannya tengah diselidiki.
"Saat ini ada 280 personil yang menjelani perawatan. Mereka dalam kondisi stabil dan presentase pulihnya 84,2 persen. Selain itu, 1.697 petugas medis dalam pantauan, baik mereka berada di rumah ataupun di pusat karantina," ujar Abdullah menambahkan.
Per berita ini ditulis, Malaysia mencatatkan 1.683 kasus COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir. Hal tersebut menambah jumlah total kasus COVID-19 di Malaysia menjadi 90.816. Angka kematian tidak bertambah dalam 24 jam terakhir, menjadikan jumlahnya tetap 432 orang.
Untuk menekan angka tersebut, Pemerintah Malaysia berencana menggelar vaksinasi sesegera mungkin. PM Malaysia Muhyiddin Yassin telah mengkonfirmasi bahwa vaksinasi COVID-19 akan gratis sifatnya untuk warga Malaysia. Sementara itu, untuk warga asing yang berada di Malaysia dan ingin mendapatkan vaksinasi juga, mereka harus membayar. Adapun Pemerintah Malaysia tidak berencana mewajibkan vaksinasi.