Polisi Selamatkan Lukisan Surealis Senilai Rp 4,7 Miliar dari Tempat Sampah

Sabtu, 12 Desember 2020 16:35 WIB

Lukisan karya seniman Prancis Yves Tanguy, yang diperkirakan bernilai sekitar 280.000 euro [CNN]

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Jerman menyelamatkan lukisan surealis pelukis Prancis senilai lebih dari Rp 4,7 miliar dari tempat sampah di Bandara Düsseldorf.

Gambar karya seniman Prancis Yves Tanguy, yang diperkirakan bernilai sekitar 280.000 euro (Rp 4,7 miliar), ditemukan di dasar tempat sampah daur ulang yang digunakan oleh petugas pembersih bandara.

Cerita di balik penemuan lukisan tanpa judul itu sama surealnya dengan lukisan itu sendiri.

Dikutip dari CNN, 12 Desember 2020, lukisan pemandangan abstrak pertama kali hilang pada 27 November, ketika seorang pengusaha yang tidak disebutkan namanya secara tidak sengaja meninggalkannya di konter check-in di bandara di Jerman barat.

Karya seni yang dilukis dengan warna-warna tanah ini dikemas dalam kotak karton datar berukuran sekitar 16 x 24 inci.

Advertising
Advertising

Ketika pria itu baru saja menaiki pesawatnya ke Tel Aviv, dia menyadari bahwa dia telah meninggalkan tas tangannya yang berharga.

Setelah mendarat di Israel, ia menghubungi polisi di kota Düsseldorf, Jerman barat, dan mengirimkan beberapa email tentang lukisan berukuran 40 x 60 sentimeter itu, Deutsche Welle melaporkan.

Ketika upaya itu tidak berhasil, dia meminta bantuan keponakannya di Belgia. Akhirnya keponakan itu, yang juga tidak disebutkan namanya, melakukan perjalanan ke Düsseldorf, di mana dia mengajukan laporan ke polisi setempat, kata kepolisian.

Ketika kasus tersebut sampai di meja komisaris polisi, dia menghubungi perusahaan pembersih yang memelihara terminal bandara dan akhirnya bersama dengan manajer fasilitas untuk memilah-milah tempat sampah daur ulang kertas dan menemukan lukisan berharga di bagian bawah tempat sampah.

Cerita bagaimana lukisan itu bisa pindah dari konter check-in ke wadah tempat sampah daur ulang tetap samar.

Menurut situs media seni Artnet, Tanguy, yang bernama lengkap Raymond Georges Yves Tanguy, lahir pada tanggal 5 Januari 1900 di Paris, Prancis dan berteman dengan putra Henri Matisse, Pierre, pada usia dini.

Menurut situs web Guggenheim, meskipun kurang pelatihan formal, Tanguy mementaskan pameran tunggal pertamanya pada tahun 1927, di Galerie Surréaliste di Paris.

Setahun kemudian ia bergabung dengan Miró, Picasso, dan lainnya dalam pameran surealis di Galerie au Sacre du Printemps di ibu kota Prancis. Tanguy kemudian menetap di Connecticut, di mana dia meninggal pada tahun 1955.

Lukisan bentang alam surealisnya, mengingatkan pada Giorgio de Chirico, menampilkan tema psikologi dan simbolisme pribadi dengan pencitraan spesifik dan tepat. Tidak seperti surealis lainnya, dia mewakili ruang mimpi dengan tingkat naturalisme dan realisme yang tinggi, menurut Artnet. Di antara karyanya yang paling terkenal adalah lukisan cat minyak Mama, Papa is Wounded! (1927).

Sumber:

https://edition.cnn.com/data-style/article/dusseldorf-airport-painting-scli-intl/index.html

http://www.artnet.com/artists/yves-tanguy/

Berita terkait

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

13 jam lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

15 jam lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

6 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

7 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

7 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

13 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

13 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

14 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

15 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

19 hari lalu

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

Korban Holocaust mengaku trauma atas serangan Hamas ke Israel pada Oktober lalu, Jerman memberikan kompensasi ke mereka.

Baca Selengkapnya