Amerika Siap Sanksi Turki karena Akuisisi Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia

Jumat, 11 Desember 2020 15:29 WIB

Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dan radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. topwar.ru

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat siap untuk menjatuhkan sanksi kepada Turki atas akuisisi sistem pertahanan udara S-400 Rusia tahun lalu, menurut lima sumber termasuk tiga pejabat AS pada Kamis.

Sanksi dipastikan akan membuat marah Ankara dan membebani hubungan Turki dengan pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden yang akan datang, dan keputusan sanksi diharapkan akan diumumkan paling cepat Jumat, kata sumber tersebut kepada Reuters, dikutip 11 Desember 2020.

Sanksi itu akan menargetkan Presidency of Defense Industries Turki (lembaga manajemen pengadaan senjata Turki) dan kepalanya, Ismail Demir, kata sumber tersebut. Sanksi akan merusak hubungan tetapi lebih kecil daripada skenario parah yang telah diuraikan beberapa analis.

Dua sumber yang mengetahui masalah ini, termasuk seorang pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan Presiden Donald Trump telah memberikan restu kepada para pembantunya untuk sanksi tersebut.

Lira Turki melemah sebanyak 1,4% menyusul berita penerepan sanksi. Sanksi AS dapat membahayakan ekonomi Turki yang tengah melambat karena virus corona, inflasi dua digit, dan cadangan devisa yang sangat terkuras.

Advertising
Advertising

Tentara Rusia mengendarai sistem pertahanan udara rudal S-400 selama parade Hari Kemenangan, di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, 9 Mei 2018. REUTERS/Sergei Karpukhin

Seorang pejabat senior Turki mengatakan sanksi akan menjadi bumerang dan merusak hubungan antara kedua anggota NATO.

"Sanksi tidak akan membuahkan hasil tetapi menjadi kontraproduktif. Mereka akan merusak hubungan," kata pejabat itu. "Turki mendukung penyelesaian masalah ini dengan diplomasi dan negosiasi. Kami tidak akan menerima pemaksaan sepihak," katanya.

Keputusan tersebut akan berdampak jauh di luar Turki, mengirimkan pesan ke mitra AS di seluruh dunia yang mungkin mempertimbangkan untuk membeli peralatan militer Rusia dan telah berulang kali diperingatkan tentang sanksi AS.

Pemimpin Turki, Presiden Tayyip Erdogan, berharap dan ingin membuktikan bahwa ancaman AS kosong, bertaruh hubungan yang dia kembangkan dengan Trump akan melindungi Ankara dari tindakan menghukum AS.

Setelah menjalin hubungan kerja yang lebih dekat dengan Erdogan, Trump lama menentang sanksi AS terhadap Turki meskipun ada saran dari para penasihat. Pejabat dalam pemerintahannya secara internal merekomendasikan sanksi terhadap Ankara pada Juli 2019, ketika pemerintah Turki mulai menerima pengiriman S-400, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Tetapi sanksi tampaknya mungkin terjadi bahkan jika Trump tidak bertindak, kata sumber itu.

Versi terakhir dari undang-undang otorisasi pertahanan (National Defense Authorization Act/NDAA) tahunan AS senilai US$ 740 miliar (Rp 10.431 triliun), yang akan mendapat suara Senat pada awal minggu ini, akan memaksa Washington untuk menjatuhkan sanksi dalam waktu 30 hari.

Salah satu pejabat AS mengatakan salah satu alasan Trump akhirnya bersedia untuk melanjutkan dengan sanksi Turki adalah untuk "memisahkan" masalah dari RUU NDAA, yang membawa ketentuan yang akan mengharuskan dia untuk memberlakukan tindakan di Ankara. Dengan cara ini, Trump ingin menghindar dari kesan dirinya dipaksa, kata pejabat itu.

Namun, peningkatan tekanan AS bukannya tanpa risiko. Washington tidak ingin mendorong Erdogan lebih dekat ke Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tujuannya adalah untuk melemahkan dan memecah-belah aliansi NATO.

Rusia mengirimkan rudal darat-ke-udara S-400 tahun lalu dan Turki mengujinya baru-baru ini pada Oktober. Ankara mengatakan mereka tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak menimbulkan ancaman, dan telah menyerukan kelompok kerja bersama untuk masalah ini.

Tetapi Amerika Serikat menyatakan bahwa S-400 memang menimbulkan ancaman, dan tahun lalu mengumumkan menghapus Turki dari program jet tempur F-35.

Jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin adalah pesawat paling canggih di gudang senjata AS dan digunakan oleh anggota NATO dan sekutu AS lainnya.

Departemen Luar Negeri AS masih dapat mengubah rencana dan memperluas atau mempersempit ruang lingkup sanksi yang direncanakan terhadap Turki. Namun, sumber mengatakan pengumuman sanksi terhadap Turki sudah final dan akan sesuai dengan bentuknya saat ini.

Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-usa-turkey-sanctions-exclusive/exclusive-u-s-set-to-sanction-turkey-over-russian-defense-system-sources-idUKKBN28K2UM

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

2 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

2 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

7 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

8 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

8 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

9 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

9 hari lalu

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel atas perlakuan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

10 hari lalu

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

Pemimpin Partai Buruh Israel mengatakan batalion Netzah Yehuda dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh warga Palestina "tanpa alasan yang jelas".

Baca Selengkapnya