Diklaim Bentuk Propaganda, Amerika Akhiri Program Pertukaran Kebudayaan dengan

Sabtu, 5 Desember 2020 13:59 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil PM Cina, Liu He, menandatangani kesepakatan dagang tahap pertama di Gedung Putih, Rabu, 15 Januari 2020. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika, pada Jumat lalu, mengakhiri lima program pertukaran kebudayaan dengan Cina. Oleh mereka, kelima program tersebut dianggap sebagai alat propaganda tersembunyi.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 5 Desember 2020, kelima program yang diakhiri itu meliputi Policymakers Educational China Trip Program, US-China Friendship Program, US-China Leadership Exchange Program, US-China Transpacific Exchange Program dan Hong Kong Educational and Cultural Program.

Sejarahnya, kelima program tersebut dibentuk oleh mendiang mantan Presiden Amerika John F Kennedy. Ia membuatnya sebagai sarana transfer pendidikan dan budaya antara Amerika dengan negara-negara tetangganya. Adapun program itu kemudian diatur dalam regulasi bernama Mutual Educational and Culutral Exchange Act (MECEA).

"Di saat program-program MECEA lainnya bersifat saling menguntungkan, kelima program yang kami pertanyaakan didanai dan dioperasikan oleh Pemerintah Cina sebagai alat propaganda," sebut Kementerian Luar Negeri Amerika dalam keterangan persnya.

Hingga berita diitulis, Pemerintah Cina belum memberikan respon apapun. Kedutaan Besar Cina di Washington pun enggan memberikan tanggapan. Kementerian Luar Negeri, di sisi lain, enggan mengelaborasi lebih lanjut.

Keputusan ini tak ayal menjadi masalah kesekian yang dimiliki Cina dan Amerika. Sepanjang 2020, keduanya berseteru atas berbagai isu mulai dari soal perdagangan, imigrasi, pertahanan, hingga soal pandemi COVID-19. Di Cina, media yang dimiliki pemerintah setempat sampai mengatakan bahwa beberapa hal terkait Amerika dan Cina sudah terlalu rusak untuk diperbaiki.

Presiden Amerika Terpilih Joe Biden, dalam rencana kerjanya, berupaya untuk memperbaiki hubungan-hubungan yang rusak antara Amerika dengan negara tetangganya. Cina adalah salah satunya. Walau begitu, Joe Biden mengakui bahwa Cina adalah kompetitor terkuat Amerika.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-usa-china-exchange-program/u-s-ends-exchange-programs-with-china-calling-them-propaganda-idUSKBN28F05U




Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

8 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

8 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

9 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

10 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya