TEMPO Interaktif, Kabul: Seorang wanita Barat yang bekerja untuk LSM Kristen membantu warga cacat Afghan tewas ditembak di Kabul saat dia berjalan menuju tempat kerjanya Senin pagi.
Kebangsaan perempuan itu tidak diketahui secara jelas, tetapi ia mungkin warga Afrika Selatan, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Zemarai Bashary dan polisi.
Kedutaan Afrika Selatan, yang terletak di Islamabad, mengatakan sedang mencari tahu apa yang telah terjadi.
Seorang karyawan di SERVE Afganistan, yang mengaku sebagai lembaga amal Kristen, mengkonfirmasikan kejadian itu ke AFP namun tidak memberikan rincian. Manajemen kelompok itu menolak berkomentar.
Bashary mengatakan penyerang segera melarikan diri dan motif mereka tidak jelas.
Juga tidak diketahui apakah mereka bekerja untuk Taliban, milisi Islam yang telah melakukan beberapa pembunuhan serupa di selatan kota Kandahar.
"Dua orang bersenjata duduk di atas sepeda motor menembaknya hingga tewas. Beberapa peluru mengenai tubuhnya dan ketika polisi tiba di lokasi, dia telah tewas," kata Bashary.
Seorang saksi mata mengatakan ia melihat wanita itu berjalan di rute yang sama menuju tempat kerjanya di barat wilayah Kart-e-Char selama dua tahun.
Seorang pekerja bangunan, Daulad, mengatakan dia mendengar tujuh tembakan dan ketika ia melihat ke jalan ia pun melihat seorang wanita yang tergeletak di trotoar.
Sangat jarang warga asing tewas di ibu kota Afghan, walaupun sering terjadi penculikan.
Sebelumnya terjadi tiga pembunuhan di selatan kota Kandahar dalam minggu-minggu terakhir, yang juga dilakukan oleh orang yang menggunakan sepeda motor.
Pemberontak Taliban - yang memerintah antara 1996 dan 2001 - mengklaim bertanggung jawab atas dua pembunuhan yang melibatkan pejabat polisi wanita paling senior dan seorang pejabat pemerintah.
Sebuah kelompok LSM mengatakan serangan minggu lalu terhadap relawan oleh militan di Afghanistan merupakan angka tertinggi dalam enam tahun.
Ada 146 insiden keamanan yang melibatkan organisasi non-pemerintah sampai September tahun ini dibandingkan 135 untuk keseluruhan tahun 2007, kata Kantor Keamanan LSM Afganistan (ANSO) dalam laporan triwulanannya.
Angka itu termasuk 28 pembunuhan, di antara mereka lima pekerja internasional, dan 72 penculikan, kata kelompok itu.