Taiwan Bangun Kapal Selam Dalam Negeri untuk Menangkal Ancaman Militer Cina

Rabu, 25 November 2020 08:00 WIB

Kapal selam Taiwan di pangkalan angkatan laut di Kaohsiung, Taiwan, 21 Maret 2017.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tsai Ing-wen pada Selasa meresmikan proyek pembangunan kapal selam yang dikembangkan di dalam negeri untuk menangkal ancaman militer Cina.

Taiwan, yang diklaim Cina sebagai wilayahnya, telah bertahun-tahun bekerja untuk mengganti armada kapal selamnya, beberapa di antaranya berasal dari Perang Dunia Kedua, dan bukan tandingan armada kapal selam Cina yang bisa meluncurkan senjata nuklir. Proyek ini mendapat dukungan utama dari Amerika Serikat.

Pada upacara peresmian pembangunan armada kapal selam baru di kota pelabuhan selatan Kaohsiung, Tsai Ing-wen menyebut langkah tersebut sebagai tonggak bersejarah Taiwan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.

"Pembangunan tersebut menunjukkan keinginan kuat Taiwan kepada dunia untuk melindungi kedaulatannya," kata Tsai dalam acara tersebut, yang juga dihadiri oleh duta besar de facto AS di Taiwan, Brent Christensen, Reuters melaporkan, 24 November 2020.

"Kapal selam adalah peralatan penting untuk pengembangan kemampuan perang asimetris angkatan laut Taiwan dan untuk mencegah kapal musuh mengepung Taiwan," tegas Tsai.

Advertising
Advertising

Model skala proyek kapal selam Angkatan Laut Taiwan.[Angkatan Laut Taiwan/Navy Recognition]

Washington pada 2018 memberikan lampu hijau bagi perusahaan AS untuk berpartisipasi dalam program kapal selam Taiwan. Langkah ini dianggap membantu Taiwan mengamankan komponen utama untuk memproduksi kapal selam sendiri, meskipun tidak jelas perusahaan AS mana yang terlibat.

CSBC Corporation Taiwan yang didukung negara mengatakan akan mengirimkan yang pertama dari delapan kapal selam yang direncanakan pada tahun 2025, memberikan dorongan besar untuk modernisasi militer dan rencana swasembada Tsai.

Pimpinan CSBC, Cheng Wen-lung, mengatakan mereka menghadapi tantangan besar, termasuk kesulitan mendapatkan suku cadang serta kekuatan eksternal yang menghalangi pengembangan program ini.

Tidak diketahui berapa nilai pasti proyek kapal selam ini, tetapi Navy Recognition melaporkan pada September 2019, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan telah mengalokasikan sekitar US$ 341,33 juta (Rp 4,8 triliun) untuk program kapal selam domestik untuk tahun 2020.

Saat ini, Taiwan memiliki empat kapal selam, dua berasal dari Perang Dunia Kedua dan dua tahun 1980-an, menurut Asia News.

Sementara armada Cina daratan memiliki 76 kapal selam, beberapa di antaranya sangat modern. Menurut Nuclear Threat Initiative, empat kapal selam Cina membawa rudal balistik berkemampuan nuklir dan enam bertenaga nuklir.

Angkatan bersenjata Taiwan sebagian besar dilengkapi oleh alustista Amerika Serikat, tetapi Tsai telah menjadikan pengembangan industri pertahanan dalam negeri yang maju sebagai prioritas.

Pada bulan Juni, Tsai mengawasi uji terbang publik pertama dari pesawat latih jet canggih baru yang dirancang dan dibuat dalam negeri.

Cina telah meningkatkan aktivitas militer mereka di dekat Taiwan, terkadang menerbangkan jet tempur melintasi garis median penyangga tidak resmi Selat Taiwan, yang menjadi zona sensitif bagi kedua pihak.


Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-taiwan-defence/taiwan-to-protect-sovereignty-with-new-submarines-amid-china-tensions-idUKKBN2840D6

http://www.asianews.it/news-en/Taiwan-to-build-eight-submarines-to-defend-itself-against-China-51650.html

https://www.navyrecognition.com/index.php/news/defence-news/2020/november/9224-taiwan-to-start-construction-of-first-local-made-submarine.html

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

17 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

17 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

21 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya