Republikan Minta Donald Trump Mengalah Setelah Gugatan di Pennsylvania Gagal

Minggu, 22 November 2020 16:00 WIB

Presiden AS Donald Trump meninggalkan lokasi setelah meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit Tidak Dikenal dalam perayaan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington di Arlington, Virginia, AS, Rabu, 11 November 2020. Sebelumnya Trump telah menyatakan yakin menang, dan menuduh telah terjadi kecurangan. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump semakin mendapat tekanan dari rekan-rekan Partai Republik untuk mengakui kemenangan Joe Biden setelah gugatan hasil pemilu AS di Pennsylvania gagal.

Seorang hakim federal pada Sabtu menolak gugatan terhadap upaya Presiden Donald Trump untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan 3 November dari Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden, menyebut klaim hukumnya sebagai "Monster Frankenstein".

Hakim Distrik AS Matthew Brann di Williamsport, Pennsylvania, menggambarkan kasus tersebut sebagai argumen hukum tanpa alasan dan tuduhan spekulatif, menurut laporan Reuters, 21 November 2020.

Brann mengatakan bahwa Trump tidak memiliki otoritas untuk mengambil hak memilih bahkan satu orang pun, apalagi jutaan warga negara.

Gugatan oleh tim Donald Trump diajukan ke Brann pada 9 November, yang menuduh perlakuan yang tidak konsisten oleh pejabat pemilihan kabupaten atas surat suara yang masuk. Beberapa kabupaten memberi tahu para pemilih bahwa mereka dapat memperbaiki kerusakan kecil, sementara yang lain tidak.

Advertising
Advertising

"Klaim ini, seperti Monster Frankenstein, telah digabungkan secara sembarangan," tulis Brann dalam pernyataan persnya.

Dalam kasus tersebut, seperti dikutip dari CNN, tim hukum Trump yang dipimpin oleh Rudy Giuliani telah berusaha untuk mengklaim bahwa hak Perlindungan Setara dari dua pemilih Pennsylvania dilanggar karena negara telah mengizinkan kabupaten untuk memutuskan apakah surat suara dari pemilih yang tidak hadir, yang dikirim dengan masalah teknis, dapat diperbaiki oleh para pemilih.

Dua pemilih dalam gugatan tersebut mengatakan bahwa di kabupaten mereka, mereka tidak diizinkan untuk "memperbaiki" surat suara mereka, dan dengan demikian surat suara mereka ditolak, sementara kabupaten lain, seperti Kabupaten Philadelphia yang sangat demokratis, mengizinkan pemilih untuk "memperbaiki" surat suara pemilih yang tidak hadir. Ketidaksesuaian itu, kata mereka, berarti bahwa hasil pemilu Pennsylvania secara keseluruhan harus diblokir oleh perintah pengadilan, yang secara teoretis, dapat mencabut 20 suara Electoral College dari negara bagian Biden.

Karena inilah Brann menyebut alasan hukum di balik klaim Perlindungan Setara kampanye Trump "Monster Frankenstein."

"Jawaban atas surat suara yang dibatalkan bukanlah dengan membatalkan jutaan lebih banyak lagi," tulis Brann, dikutip dari CNN.

Sejumlah pendukung Donald Trump menggelar aksi unjuk rasa terkait hasil Pemilu AS, di Washington, AS, 14 November 2020. Dalam askinya, para pendukung Donald Trump meneriakkan slogan Stop the Steal. REUTERS

Sejak Biden dinyatakan sebagai pemenang dua minggu lalu, Trump telah meluncurkan rentetan tuntutan hukum dan melakukan gugatan hukum untuk mencegah negara bagian mengesahkan total suara mereka.

Sejauh ini, upaya untuk menggagalkan sertifikasi telah gagal di pengadilan di Georgia, Michigan dan Arizona.

Agar Trump memiliki peluang untuk tetap berada di Gedung Putih, dia perlu menghilangkan 81.000 suara Joe Biden di Pennsylvania. Negara bagian itu akan mulai mensertifikasi hasilnya pada hari Senin.

Pengacara Trump berjanji akan segera mengajukan banding, tetapi pengacara yang menentangnya di pengadilan mengatakan dia kehabisan waktu.

"Hal ini akan menjadi penghalang bagi upaya lebih lanjut oleh Presiden Trump untuk menggunakan pengadilan federal untuk menulis ulang hasil pemilu 2020," kata Kristen Clarke, ketua Lawyers’ Committee for Civil Rights Under Law.

Beberapa rekan Partai Republik Trump di Kongres sekarang mulai buka suara menekan Trump.

Senator Republik Pat Toomey mengatakan putusan itu menutup peluang untuk kemenangan hukum di Pennsylvania dan meminta Trump untuk mengakui pemilihan.

Liz Cheney, anggota tim kepemimpinan Republik di DPR, sebelumnya meminta Trump untuk menghormati proses pemilihan jika dia tidak berhasil di pengadilan.

Biden mendapat 6 juta suara lebih banyak daripada Trump dalam pemilihan 3 November, dan juga menang 306-232 dalam sistem Electoral College negara bagian yang menentukan siapa yang akan mengambil sumpah jabatan pada 20 Januari.

Dia telah menghabiskan beberapa minggu terakhir bersiap untuk menjabat, meskipun pemerintahan Trump menolak memberikan pendanaan dan izin keamanan untuk melakukannya.

Kritikus mengatakan penolakan Trump untuk menyerah memiliki implikasi serius bagi keamanan nasional dan program melawan virus corona, yang telah menewaskan hampir 255.000 orang Amerika.

Untuk tetap menjabat, Trump entah bagaimana harus membatalkan hasil pemilu di setidaknya tiga negara bagian besar, upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pemilu AS.

Pejabat pemilu di seluruh negara bagian mengatakan tidak ada bukti kecurangan pemungutan suara yang signifikan, dan pemerintahan Trump sendiri menyebut pemilu itu "paling aman dalam sejarah Amerika".

Tetapi tuduhan Trump terus mengobarkan basis pendukung Partai Republik garis keras. Setengah dari Partai Republik percaya pemilu itu dicuri dari Trump, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, dan para pendukung Donald Trump telah melakukan demonstrasi di seluruh negeri untuk memprotes hasil pemilu AS.


Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-usa-election/after-pennsylvania-court-defeat-trump-faces-new-pressure-to-concede-election-idUKKBN28205L

https://edition.cnn.com/2020/11/21/politics/federal-judge-dismisses-trump-pennsylvania-lawsuit/index.html

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

6 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

5 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

5 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

7 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

8 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

8 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

8 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya