50 Pendemo Terluka Dalam Unjuk Rasa Baru di Thailand

Rabu, 18 November 2020 10:14 WIB

Massa membawa bebek karet saat menggelar aksi unjuk rasa anti-pemerintah di luar gedung parlemen di Bangkok, Thailand, 17 November 2020. Mereka membawa bebek karet untuk berlindung dari water cannon (meriam air) yang ditembakkan oleh polisi. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi di Thailand memanas. Dalam unjuk rasa terbaru, 55 pendemo terluka akibat bentrokan dengan aparat Kepolisian. Bahkan, enam di antaranya dilaporkan mengalami luka tembak. Hal itu menjadikannya sebagai unjuk rasa terburuk di Thailand sejauh ini.

Kepolisian Thailand mengaku sudah berupaya untuk mencegah bentrokan. Namun, kombinasi kompleksnya situasi dan banyaknya pendemo akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan cara keras. Mereka juga mengklaim tidak menggunakan senjatai api sama sekali ketika bentrokan terjadi.

"Kami sudah mencoba untuk menghindari bentrokan," ujar Kepala Deputi Kepolisian Bangkok, Piya Tavichai, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 18 November 2020.

Laporan di lapangan, unjuk rasa terjadi di gedung Parlemen Thailand. Gedung tersebut menjadi sasaran demo karena Parlemen Thailand berjanji melanjutkan voting reformasi konstitusi di bulan ini. Awalnya, hal itu ditargetkan selesai pada September lalu, namun kemudian ditunda atas alasan pengkajian lebih lanjut. Warga Thailand menuntut janji itu.

Massa anti-pemerintah berlindung di balik bebek karet saat polisi menembakkan meriam air ketika unjuk rasa di luar gedung parlemen di Bangkok, Thailand, 17 November 2020. REUTERS/Athit Perawongmetha


Untuk mengantisipasi bentrokan, Kepolisian Thailand siaga dengan perlengkapan lengkap. Para aparat yang hadir, misalnya, mereka diperlengkapi dengan pakaian anti huru-hara. Selain itu, agar tidak ada demonstran yang meringsek masuk, kompleks parlemen dilindungi dengan jeruji tajam, mobil baja, dan water canon.

Benar saja, ketika ribuan pengunjuk rasa datang, mereka mencoba menerobos garis batas dan masuk ke kompleks parlemen. Kepolisian terpaksa memukul mundur mereka dengan segala peralatan yang ada. Water canon pun ditembakkan agar tidak ada yang lolos dari penjagaan.

Upaya mereka gagal. Setelah enam jam beradu dengan para demonstran, Kepolisian memutuskan untuk menarik mundur aparatnya. Jumlah mereka kalah banyak. Mobil-mobil baja dan water canon pun terpaksa ditinggalkan yang kemudian diambil alih pengunjuk rasa untuk dirusak.

"Dengan resmi saya umumkan eskalasi dari protes kami. Kami tidak akan menyerah. Kami tidak akan berkompromoi," ujar aktivis Thailand, Parit 'Pinguin' Chiwarak. Chiwarak menegaskan lagi misi para pengunjuk rasa yaitu menjatuhkan rezim PM Prayuth Chan-o-cha serta membatasi wewenang dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Rencananya, unjuk rasa dengan skala serupa juga akan digelar Rabu ini. Menanggapi potensi kerusahan serupa, Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucah Burapachaisri menyatakan bahwa Kepolisian telah diizinkan untuk menggunakan gas air mata dan water canon untuk menjaga parlemen tetap aman.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-thailand-protests/at-least-55-hurt-in-thailands-most-violent-protests-since-new-movement-emerged-idUSKBN27X0HD?il=0

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

2 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

20 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

1 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

2 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

3 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya