Dunia Dalam Sepekan: Manuver Donald Trump, COVID-19, Hingga Pemilu Myanmar

Sabtu, 14 November 2020 13:38 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan lebih berlalu, Pemilu AS masih menjadi sorotan pekan ini. Inkumben Donald Trump mengambil langkah hukum untuk membalikkan keadaan. Di belahan dunia lain, urusan Pemilu Myanmar berpotensi panjang juga. Berikut ringkasan peristiwa-peristiwa dunia yang mengisi kanal internasional Tempo.co sepekan terakhir:

1. Manuver Donald Trump Halangi Transisi Joe Biden

Presiden AS Donald Trump meninggalkan lokasi setelah meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit Tidak Dikenal dalam perayaan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington di Arlington, Virginia, AS, Rabu, 11 November 2020. Sebelumnya Trump telah menyatakan yakin menang, dan menuduh telah terjadi kecurangan. REUTERS/Carlos Barria

Inkumben Presiden Amerika Donald Trump belum menyerah walau berbagai media sudah menyatakan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Terpilih. Walau kansnya untuk menang tipis, ia tetap mengajukan gugatan di berbagai negara bagian soal dugaan kecurangan Pemilu AS. Salah satunya di Michigan.

Sikap Donald Trump yang menolak mengakui kekalahan berpotensi membuat transisi pemerintahan ke presiden terpilih, Joe Biden, terganggu. Alasannya proses transisi biasa diurus tim Presiden Amerika Terpilih dan badan Layanan Administrasi Umum (GSA).

Joe Biden sendiri mengaku sampai sekarang dirinya belum bisa mendapatkan laporan intelijen harian ataupun bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah. Alhasil, dia terpaksa mengisi kekurangan dengan merekrut tenaga-tenaga ahli tambahan agar transisi tetap berjalan lancar walau berpotensi telat. Beritanya bisa dibaca di sini.



2. Aung Sang Suu Kyi Menang, Oposisi Minta Pemilu Diulang

Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi tersenyum usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende di Kementerian Luar Negeri Myanmar di Naypyitaw, Myanmar 6 Juli 2017. [REUTERS / Soe Zeya Tun]

Kubu Oposisi Myanmar, Partai Solidaritas dan Pembangunan (USDP) menyatakan tidak akan mengakui pemilu yang digelar awal pekan ini. Menurut mereka, pemilu telah dilakukan secara tidak adil dan mereka meminta pemilu untuk digelar ulang.

Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD), yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, memang unggul dalam penghitungan suara terakhir. Partai tersebut mengamankan mayoritas kursi di Parlemen Myanmar sehingga bisa membentuk pemerintahan selanjutnya.

Sejauh ini, mereka telah mengumpulkan 346 kursi, lebih dari 322 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan baru. Dengan kata lain, Aung San Suu Kyi sudah bisa dipastikan akan menjadi Kepala Pemerintahan Myanmar berikutnya. Beritanya bisa dibaca di sini.



3. Kolega Didiskualifikasi, Seluruh Anggota Parlemen Hong Kong Kompak Mundur



Seluruh anggota pro demokrasi di Parlemen Hong Kong kompak memutuskan mundur. Hal tersebut menyusul didiskualifikasinya empat kolega mereka oleh Pemerintah Hong Kong karena dianggap mengancam keamanan nasional ketika mendukung Hong Kong merdeka.

Diskualifikasi itu sendiri mengacu pada regulasi baru yang disahkan Cina dan Hong Kong. Regulasi itu memberi kuasa pada pemerintah untuk menindak anggota parlemen yang berseberangan tanpa harus melalui pengadilan. Mendukung Hong Kong merdeka hanya salah satu hal yang dilarang.

Negara-negara tetangga memprotes langkah Pemerintah Hong Kong dan Cina tersebut. Menurut mereka, regulasi yang diterapkan otomatis mengakhiri otonomi Hong Kong dan melanggar perjanjian internasional. Mereka medesak regulasi dibatalkan atau akan ada sanksi untuk Cina dan Hong Kong. Beritanya bisa dibaca di sini.



4. Armenia dan Azerbaijan Berdamai di Nagorno-Karabakh



Setelah sebulan lebih berperang di Nagorno-Karabakh, Armenia dan Azerbaijan akhirnya sepakat untuk meneken kesepakatan damai. Keputusan itu diambil Armenia setelah militer Azerbaijan berhasil melakukan terobosan ke Nagorno-Karabakh dan mengambil alih permukiman di sana.

Pemerintah Armenia mengklaim keputusan berdamai diambil dengan berbagai pertimbangan, termasuk perkembangan pertahanan di lapangan. Walau begitu, warga Armenia tidak bisa menerima kesepakatan damai tersebut dan menggelar unjuk rasa di depan rumah dinas PM Armenia, Nikol Pashinyan.

Untuk memastikan kesepakatan damai berlangsung panjang, Rusia menempatkan personil-personil militernya di Nagorno-Karbakh. Mereka akan berfungsi sebagai milisi perdamaian, mencegah pertempuran kembali terjadi. Turki diagendakan membantu. Baca beritanya di sini.



5. Jelang Musim Dingin, Pandemi COVID-19 di Eropa Memburuk

Seorang fotografer memotret suasana di kawasan Gedung Parlemen di Jembatan Westminster, saat siang hari selama wabah penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris, Selasa, 31 Maret 2020. REUTERS/Toby Melville

Lebih dari 300.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di seluruh Eropa, menurut penghitungan Reuters pada Selasa lalu. Pihak berwenang khawatir bahwa kematian dan infeksi akan terus meningkat saat kawasan itu menuju musim dingin meskipun ada harapan untuk vaksin baru.

Sebagai contoh, di Italia, jumlah kasus COVID-19 di sana sudah mencapai 1 juta orang. Mereka sekarang masuk dalam daftar 10 besar negara terdampak COVID-19. Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Italia, jumlah kasus bisa bertambah 30 ribu lebih dalam 24 jam.

Sebagai respon, beberapa negara di Eropa mulai kembali memperketat pembatasan sosialnya. Harapannya, di akhir tahun, pandemi COVID-19 tak kian memburuk. Inggris, misalnya, melakukan lockdown. Di Belanda, kafe, bar, dan restoran akan diminta untuk tutup selama satu bulan kecuali melayani pengantaran ke rumah. Baca beritanya di sini.




Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

10 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

13 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

15 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

5 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya