Prancis Waspadai Aksi Terorisme Susulan Pasca Nice

Jumat, 30 Oktober 2020 18:00 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lokasi penikaman di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. Sebagaimana diketahui, dalam dua pekan terakhir, total sudah dua kali Prancis berhadapan dengan kasus terorisme. Sebelum kasus di Nice, kasus serupa terjadi pada 16 Oktober lalu di Paris. REUTERS/Eric Gaillard/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, meminta warga Prancis untuk waspada akan potensi serangan teror susulan. Hal tersebut ia sampaikan pasca aksi terorisme yang terjadi di Notre-Dame Basilica, Nice, Prancis.

"Saat ini kita sedang berperang terhadap musuh yang ada di dalam dan di luar Prancis. Kita harus paham bahwa serangan buruk tersebut bisa saja terjadi lagi," ujar Darmanin, menyinggung peristiwa di Nice, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 30 Oktober 2020.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria bersenjata tajam melakukan aksi teror di gereja Notre-Dame Basilica pada Kamis kemarin. Sebanyak tiga orang tewas dalam peristiwa tersebut di mana salah satunya dikabarkan dipenggal oleh sang pelaku. Adapun pelakunya sudah ditangkap dan sekarang berada di rumah sakit karena ditembak kepolisian setempat.

Aksi itu sendiri terjadi di tengah panasnya hubungan antara Prancis dengan negara-negara Islam. Prancis memicu kemarahan dari negara-negara tersebut karena pernyataan presidennya, Emmanuel Macron, yang menyebut radikalisme lahir dari krisis di tubuh Islam. Pernyataan itu dikeluarkan Emmanuel Macron sebagai respon atas kasus pemenggalan guru asal Paris, Samuel Paty, oleh seorang Muslim.

Situasi itu diperburuk dengan diterbitkannya lagi karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satir Charlie Hebdo. Pemerintah Prancis mendukungnya atas dasar kebebasan berekspresi. Padahal, karikatur tersebut melanggar nilai-nilai Islam dan sempat menimbulkan peristiwa teror lima tahun lalu dengan belasan korban.

Hingga berita ini ditulis, Pemerintah Prancis telah menerjunkan ribuan tentara ke lokasi-lokasi sensitif untuk memastikan peristiwa serupa di Nice tidak terulang. Beberapa lokasi yang dijaga adalah tempat ibadah dan sekolah.

Selain itu, Kejaksaan Anti-Terorisme sudah mengungkap identitas dari pelaku terorisme di Nice. Ia diketahui bernama Brahim Aouissaoui. Ia adalah pria asal Tunisia yang tiba di Lampedusa, Italia pada 20 September lalu. Selain itu, seorang pria berusia 47 tahun juga ditahan atas dugaan ikut merencanakan serangan di Nice.

"Pelaku tiba di Nice menggunakan kereta pada Kamis pagi dan kemudian menuju gereja di mana ia membunuh pengurus gereja dan memenggal seorang perempuan berusia 60 tahun," ujar keterangan Jaksa Jean-Francois Ricard.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-france-security/france-on-alert-as-official-warns-of-more-militant-attacks-after-nice-church-killings-idUSKBN27F1AZ?il=0

Berita terkait

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

44 menit lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

5 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

10 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

14 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya