Darurat Covid-19 Spanyol Berlakukan Jam Malam dan Larangan Perjalanan

Senin, 26 Oktober 2020 08:30 WIB

Petugas polisi berpatroli di sebuah check point, di Parallel Avenue pada hari pertama jam malam yang ditetapkan sebagai bagian dari keadaan darurat dalam upaya mengendalikan wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Barcelona, Spanyol 25 Oktober 2020. [REUTERS / Nacho Doce]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez kembali mengumumkan keadaan darurat negara pada Ahad untuk membendung lonjakan kasus Covid-19, dengan memberlakukan jam malam dan larangan perjalanan demostik.

Pembatasan berlaku mulai Minggu malam dan akan berlaku di semua wilayah Spanyol, kecuali Kepulauan Canary, dengan jam malam dan batas maksimal berkumpul hanya enam orang.

"Kami hidup dalam situasi ekstrem...ini adalah krisis kesehatan paling serius dalam satu abad terakhir," kata Sanchez dalam konferensi pers setelah rapat kabinet, dikutip dari Reuters, 26 Oktober 2020.

Catalonia adalah salah satu daerah pertama pada hari Minggu yang menggunakan undang-undang baru untuk memberlakukan jam malam, yang akan berlaku pada pukul 10 malam. Tempat-tempat yang dibuka untuk umum harus tutup pada jam 9 malam.

Polisi berpatroli di kota sebelum jam malam diberlakukan dan penduduk setempat menyambut baik aturan baru tersebut.

Advertising
Advertising

"Saya percaya bahwa dengan cara tertentu suatu tindakan harus diambil karena semuanya menjadi sedikit di luar kendali," kata guru pelatihan kejuruan bernama Paula. "Saya pikir lebih banyak tindakan akan datang, tetapi ini adalah awal yang baik."

Daerah lain yang mengumumkan jam malam mulai Minggu malam termasuk Cantabria dan La Rioja.

Seorang perempuan yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati toko suvenir yang tutup, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19) di Madrid, Spanyol, 8 Juli 2020. [REUTERS / Susana Vera]

Spanyol memberlakukan salah satu lockdown paling ketat di awal pandemi dan kemudian melonggarkan pembatasan selama musim panas.

Tetapi seperti banyak negara Eropa lainnya, gelombang kedua Covid-19 telah melanda dalam beberapa minggu terakhir, dan sekarang Spanyol memiliki salah satu jumlah infeksi tertinggi di Eropa Barat. Total kasus virus corona di Spanyol naik menjadi 1.046.132 pada hari Jumat, sementara jumlah kematian mendekati 35.000.

Status darurat membutuhkan persetujuan parlemen untuk bertahan lebih dari 15 hari. Sanchez meminta parlemen untuk menyetujui perpanjangannya hingga 9 Mei.

Ini akan menjadi status darurat kedua Spanyol yang diumumkan tahun ini setelah Maret kemarin yang berlangsung hingga Juni, menurut Euronews. Ini adalah keempat kalinya status darurat diumumkan sejak transisi Spanyol menuju demokrasi pada 1970-an.

Semakin banyak daerah Spanyol yang meminta pemerintah menerapkan langkah tersebut.

Wilayah Madrid telah membatasi jumlah orang yang dapat bertemu di dalam rumah menjadi enam, serta melarang anggota rumah tangga lain menginap.

Wakil presiden Kepulauan Canary Roman Rodriguez men-twit lega karena area utama turis telah dikecualikan dari jam malam tetapi mendorong orang untuk tidak lengah.

Pulau-pulau Canary berharap bisa menyelamatkan musim turis mereka setelah Inggris dan Jerman pekan lalu memutuskan bahwa mereka tidak lagi berisiko bepergian.

Keputusan tersebut akan berfungsi sebagai kerangka hukum untuk menerapkan sistem tingkat peringatan baru, serupa dengan yang telah diterapkan di negara-negara seperti Jerman dan Prancis.

Berdasarkan tingkat risikonya, bepergian antardaerah dapat dilarang jika suatu daerah memutuskan, kecuali untuk alasan yang dapat dibenarkan seperti bekerja. Pergerakan juga bisa dibatasi di dalam wilayah dalam lockdown lokal.

Sebagian besar wilayah Spanyol sudah berada di atas parameter untuk dipertimbangkan pada tingkat risiko tertinggi.

Di Spanyol, kesehatan masyarakat adalah hak prerogatif setiap daerah.

Oleh karena itu, keadaan darurat diperlukan untuk memberikan kerangka hukum untuk menghapus tindakan anti-Covid yang diambil oleh pemerintah daerah dari kendali pengadilan.

Sanchez memutuskan untuk bertindak setelah dia diyakinkan bahwa dia akan memiliki dukungan yang cukup untuk mendapatkan pembaruan keadaan darurat kesehatan ini ketika kedaluwarsa setelah 15 hari.

Pedro Sanchez memimpin pemerintahan koalisi sayap kiri minoritas, tetapi nasionalis Basque dan Catalan dan bahkan sebuah partai kecil kanan-tengah, Ciudadanos, yang merupakan bagian dari oposisi konservatif, bersikeras pada keadaan darurat, menjamin dia mendapatkan suara yang diperlukan ketika waktunya tiba.

Pemerintah tidak berhasil meyakinkan partai oposisi sayap kanan utama, Partai Rakyat (PP), untuk mendukung langkah ini.

PP dengan keras menentang pernyataan pemerintah tentang keadaan darurat di Madrid awal bulan ini. Tindakan tersebut, yang berdampak pada 4,8 juta penduduk di wilayah ibu kota Spanyol, digugat di pengadilan, yang dimenangkan pemerintah Madrid.


Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-spain-emergency/spain-announces-new-state-of-emergency-as-covid-infections-soar-idUKKBN27A0I1

https://www.euronews.com/2020/10/25/coronavirus-spain-prepares-to-declare-state-of-emergency-to-allow-regional-curfews

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

5 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

6 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya