Donald Trump Siap Keluarkan Sudan Dari Daftar Penyokong Terorisme

Selasa, 20 Oktober 2020 11:28 WIB

Presiden Donald Trump menyiapkan uang untuk donasi saat menghadiri misa di Gereja Internasional Las Vegas di Nevada, 18 Oktober 2020. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump menyampaikan bahwa dirinya berniat mengeluarkan Sudan dari daftar negara penyokong teroris. Hal tersebut menyusul adanya pergantian kekuasaan di Sudan. Walau begitu, Donald Trump memiliki syarat khusus untuk hal tersebut.

Dikutip dari kantor berita CNN, Donald Trump meminta Sudan untuk lebih dulu membayar uang ganti rugi senilai US$335 juta untuk korban terorisme di Kedubes AS Tanzania serta Kenya pada 1998. Jika hal itu sudah dipenuhi, maka dirinya akan memutihkan Sudan. Sejauh ini, kata Donald Trump, Sudan sudah setuju.

"Kabar gembira. Pemerintahan baru di Sudan setuju untuk membayar ganti rugi US$335 juta untuk korban serangan terorisme. Begitu uang didepositkan, saya akan keluarkan Sudan dari daftar penyokong teroris," ujar Donald Trump, Senin waktu Amerika, 20 Oktober 2020.

Kesepakatan tersebut bisa membawa dampak positif ke masing-masing pihak. Jika Sudan keluar dari daftar hitam Amerika, maka mereka bisa kembali mencari pinjaman internasional untuk memulihkan perekonomiannya.


Sementara itu, untuk Amerika, mereka jadi memiliki daya tawar lebih untuk mendorong Sudan normalisasi hubungan dengan Israel. Donald Trump berambisi untuk melakukan normalisasi hubungan sebanyak mungkin, yang merupakan bagian dari agenda perdamaian Timur Tengah, sebelum Pilpres Amerika.

Kepala Dewan Kedaulatan Sudan, Jenderal Abdel-Farrah Burhan, mengapresiasi tawaran Donald Trump. Menurutnya, apa yang ditawarkan Donald Trump merupakan langkah konstruktif untuk memperbaiki situasi di Sudan. Di sisi lan, kata Burhan, hal itu juga melengkapi pergantian kepemimpinan yang baru saja terjadi di Sudan.

Sebagai catatan, Sudan mengalami krisis demokrasi dan ekonomi beberapa thaun terakhir. Puncaknya, tahun lalu, Militer Sudan menjungkirkan kepemimpinan Omar al-Bashir pada April 2019. Sekarang, Pemerintahan Sudan dipimpin oleh Militer-Sipil hingga pemilu berikutnya tahun 2022.

Hal senada disampaikan oleh Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok. Ia menyebut tawaran Amerika melengkapi langkah Sudan menuju pemerintahan yang lebih baik. "Kita akan membuang peninggalan terburuk Sudan yaitu rezim yang gagal," ujar Hamdok.

Belum diketahui timeline dari pembayaran ganti rugi tersebut, apakah tunai atau secara bertahap menimbang kondisi perekonomian Sudan.

ISTMAN MP | CNN | ARAB NEWS

https://edition.cnn.com/2020/10/19/politics/sudan-state-sponsor-of-terrorism-list-trump/index.html

https://www.arabnews.com/node/1751206/world



Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

3 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

5 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

6 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

8 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

9 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

9 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya