TEMPO.CO, Jakarta - Inkumben Donald Trump dan Capres Demokrat Joe Biden semakin agresif membangun dukungan menjelang debat terakhir mereka, Kamis pekan depan. Kali ini, mereka menyasar negara-negara bagian di mana Pilpres Amerika sudah berlangsung lebih dulu via pos.
Donald Trump, misalnya, akan berkampany di Nevada, daerah kantong suara. Di sana, 100 ribu surat suara sudah 'dicoblos' oleh pemilih. Setelah Nevada, Donald Trump akan berkampanye di North Carolina dan Arizona.
"Donald Trump akan berkampanye tiap hari hingga Debat Capres AS di Florida," ujar juru bicara kampanye Donald Trump, Tim Murtaugh, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 18 Oktober 2020.
Sementara itu, untuk Joe Biden, ia lebih dulu berkampanye di North Carolina pada Ahad ini. Di North Carolina, 1,2 juta surat suara sudah masuk dengan pilihan dari warga. Sementara Kamala Harris, cawapres dari Joe Biden, baru akan menyusul hari Senin lewat kampanye di Florida.
Sejauh ini, 25,83 juta surat suara sudah masuk menjelang Pilpres Amerika pada 3 November nanti. Dari angka tersebut, 10,6 juta surat suara sudah diperiksa. Hasilnya, Joe Biden diklaim dalam posisi unggul karena 5,8 juta surat suara berasal dari Demokrat, bukan Republikan.
Meski angka US Elections Project diklaim memperlihatkan keunggulan untuk Joe Biden, ia tidak berpuas diri. Ia menyakini angka tersebut bisa menyesatkan karena menurutnya selisih ia dengan Trump tidaklah banyak. Oleh karenanya, Joe Biden meminta tim kampanyenya untuk semakin giat mendulang suara.
"Kita tidak bisa berpuas diri karena Donald Trump masih mungkin memenangkan Pilpres Amerika. Indikasi yang ada sejauh ini, pertarungannya akan ketat hingga titik darah penghabisan," ujar manajer kampanye Jen O'Malley, melanjutkan pesan Joe Biden. Donald Trump sendiri, selama ini, memberi sinyal bahwa akan butuh waktu lama hingga muncul hasil yang pasti soal siapa pemenang Pilpres Amerika.
Dikutip dari Financial Times, Joe Biden disebut unggul jauh apabila Pemilu Elektoral digelar saat ini. Ia memimpin dengan 279 poin sementara Donald Trump 125.
ISTMAN MP | REUTERS