Polisi Prancis Gelar Penggerebekan Pasca Tewasnya Guru Sejarah
Selasa, 20 Oktober 2020 06:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Prancis menggerebek asosiasi Islam dan warga asing yang dicurigai menganut keyakinan agama secara ekstrim.
Penggerebekan ini terjadi tiga hari setelah seorang guru sejarah di Prancis, yang bernama Samuel Paty, 47 tahun, tewas dipenggal terkait pengajaran menggunakan konten kartun Nabi Muhammad pada Jumat pekan lalu. Warga Muslim menilai penggambaran sosok fisik nabi sebagai sebuah pelecehan.
Pelaku pembunuhan adalah seorang remaja berusia 18 tahun keturunan Chechnya bernama Abdoullakh Abouyezidovitch.
Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, mengatakan ada 80 investigasi yang digelar polisi terkait ujaran kebencian secara online.
Darmanin juga sedang mengkaji pembubaran sekitar 50 asosiasi warga Muslim jika dinilai melanggar undang-undang.
“Operasi polisi telah berjalan dan akan terus berlanjut terhadap puluhan orang yang diperiksa,” kata Darmanin kepada media Europe 1 seperti dilansir Reuters pada Senin, 19 Oktober 2020.
Sumber di kepolisian mengatakan Prancis mempersiapkan deportasi 213 warga asing, yang masuk dalam daftar pengawasan pemerintah.
Mereka ini diduga menganut pemahaman agama yang ekstrim. Sekitar 150 orang dari mereka sedang menjalani hukuman penjara. Proses deportasi ini sebenarnya telah berlangsung sebelum serangan teror terhadap guru sejarah di Prancis pada Jumat pekan lalu.
Sumber