Warga Palestina Telah 80 Hari Mogok Makan di Tahanan Israel, Mengapa?

Selasa, 13 Oktober 2020 22:02 WIB

Ilustrasi mogok makan. truthngo.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Hak Asasi Manusia Israel, B'Tselem, melaporkan tentang seorang pria Palestina yang mogok makan hampir 80 hari lamanya dan saat ini sekarat.

B'Tselem dalam pernyataannya kemarin, 12 Oktober 2020 menjelaskan , pria Palestina bernama Maher Al-Akhras, 49 tahun mogok makan sejak ditangkap aparat Israel pada akhir Juli 2020.

Dilansir dari Al Jazeera, Al-Akhras ditangkap di dekat Nablus dan ditempatkan dalam “penahanan administratif”, yakni tempat penahanan warga Palestina tanpa dakwaan.

Al-Akhras, menikah dan memiliki enam anak mogok makan untuk memprotes kebijakan Israel menangkap dan menahan dirinya dengan tuduhan sebagai jaringan dari kelompok bersenjata. Sebelumnya dia sudah beberapa kali ditangkap Israel.

Penangkapan Al-Akhras mendapat perhatian sekitar 40 warga Palestina dengan melakukan unjuk rasa di Ramallah, Tepi Barat kemarin.

Advertising
Advertising

Seorang pengunjuk rasa, Khader Adnan meminta lembaga internasional dan para pemimpin Palestina untuk menekan Israel atas penangkapan dan penahanan Al-Akhras.

“Lakukan lebih banyak dalam beberapa jam mendatang.Kami berada di tahap kritis, “kata Adnan.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh bersuara dengan menuntut pembebasan segera Al-Akhras, seperti dilansir dari kantor berita WAFA.

Al-Akhras yang mogok makan dipindahkan pada awal September 2020 lalu ke Kaplan Medical Center, di selatan Tel Aviv, Israel. Pengacaranya telah mengajukan banding pada beberapa kesempatan ke Mahkamah Agung Israel untuk pembebasannya, termasuk pada sidang kemarin.

Pengadilan tinggi Israel mengatakan kasus tersebut masih dalam peninjauan, menurut ringkasan sidang yang dilihat oleh kantor berita AFP.

Palestina dan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan penahanan administratif yang diwarisi dari mandat Inggris, melanggar hak untuk proses hukum karena mereka untuk waktu yang lama ditahan tanpa dituntut, diadili, atau dihukum.

“Penahanan administratif adalah kejahatan dan harus diakhiri. Kami meminta Israel bertanggung jawab penuh atas hidupnya dan menyerukan pembebasannya segera, “kata Qadura Fares, dari Klub Tahanan Palestina pekan lalu.

Laporan B'Tselem mencatat ada sekitar 355 warga Palestina ditahan di bawah perintah penahanan administratif pada Agustus tahun ini, termasuk dua anak di bawah umur.

FARID NURHAKIM | AL JAZEERA

Sumber:
https://www.aljazeera.com/news/2020/10/12/palestinian-on-hunger-strike-in-israeli-jail-on-verge-of-death

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

9 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

15 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

16 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

17 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

18 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

18 jam lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

18 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

19 jam lalu

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

Israel mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak menghadiri kontes lagu Eurovision yang digelar di Malmo, Swedia, pekan depan

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

20 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

22 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya