27 Anggota Uni Eropa Dukung Rusia Dihukum Karena Kasus Alexei Navalny

Selasa, 13 Oktober 2020 10:30 WIB

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 11 Desember 2018. Alexei Navalny saat itu sedang melakukan perjalanan dari Siberia ke Moskow setelah melakukan perjalanan kerja ke kota Tomsk. Beberapa saat terbang, pesawat kemudian mendarat darurat di Siberia. Navalny kemudian dilarikan ke rumah sakit darurat nomor 1 di kota Omsk, Siberia. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa mendukung pemberian sanksi kepada Rusia atas kasus percobaan pembunuhan terhadap Alexei Navalny. Hal itu menyusul pemaparan Jerman dan Prancis pada pertemuan menteri luar negeri Eropa di Luxembourg.

Dalam kesempatan tersebut, Jerman dan Prancis sama-sama menjelaskan bahwa Rusia gagal memberikan penjelasan kredibel soal kasus Alexei Navalany. Misalnya, soal kenapa racun syaraf Novichok bisa sampai berakhir di tubuh Alexei Navalny. Apalagi, menurut lembaga Pengawasan Senjata Kimia, Novichok adalah racun era Soviet yang sudah dilarang beredar.

"Jerman dan Prancis mengajukan penerapan sanksi terhadap figur-figur tertentu yang kami yakini terlibat dalam kasus ini," ujar Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 13 Oktober 2020.

Sikap Jerman dan Prancis tersebut menunjukkan menguatnya komitmen mereka untuk menghukum Rusia. Sebelumnya, ketika agen ganda dari Inggris Sergei Skripal diracun juga oleh Rusia, butuh setahun bagi Uni Eropa untuk menetapkan sanksi.

Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg, yang biasanya dekat dengan Rusia, menunjukkan sikap yang sama. Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa diam saja terkait kasus Alexei Navalny dan menganggap Rusia telah gagal menunjukkan bukti tidak terlibat dalam kasus itu.

Seorang diplomat Uni Eropa, yang enggan disebutkan namanya, menambahkan bahwa sanksi untuk Rusia mendapat dukungan dari 27 menteri luar negeri. Bentuk sanksi yang dipertimbangkan adalah pembekuan aset serta larangan berpergian di Eropa untuk sejumlah pejabat dan agen intelijen Rusia.

Menanggapi ancaman sanksi dari Uni Eropa, anggota Parlemen Rusia Vladimir Dzhabarov menyatakan negaranya bisa membalas dengan sanksi serupa. Dan, ia kembali menegaskan bahwa Rusia tidak terlibat dalam upaya pembunuhan Alexei Navalny.

Sebagai catatan, nyawa Alexei Navalny nyaris melayang pada akhir Agustus lalu gara-gara diracun. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan ke Rusia dari Serbia. Beruntung bagi Navalny, pesawat yang ia tumpangi bisa mendarat darurat untuk melarikannya ke rumah sakit. Dari sana, ia kemudian dirujuk ke Jerman di mana para dokter mengkonfirmasi bahwa ia telah diracun dengan Novichok.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny-eu/eu-to-sanction-russians-over-navalny-poisoning-diplomats-say-idUSKBN26X1JO?il=0

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

4 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

7 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

10 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya