WHO: Negara Miskin Akan Dapat Tes COVID-19 Berbiaya Murah

Selasa, 29 September 2020 13:32 WIB

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO. Sumber: Reuters / Denis Balibouse/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - WHO menyatakan bahwa negara dengan perekonomian menengah ke bawah akan mendapatkan 120 juta tes cepat (rapid test) virus corona dengan harga terjangkau. Harga yang ditetapkan, maksimal, US$5 (Rp 75 ribu).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa produsen Abbott dan SD Biosensor telah setuju untuk menggarap proyek itu. Mereka akan berkolaborasi dengan Bill & Melinda Gates Foundation untuk membuat 120 juta alat tes COVID-19 yang baru, portabel, dan mudah digunakan selama periode enam bulan.

"Ini memungkinkan perluasan tes, terutama di daerah yang sulit dijangkau dan tidak memiliki fasilitas laboratorium ataupun petugas kesehatan yang cukup terlatih untuk melakukan tes," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 29 September 2020.

Catharina Boehme, kepala eksekutif dari Foundation for Innovative New Diagnostics (FIND), organisasi nirlaba yang berbasis di Jenewa, melanjutkan bahwa kesepakatan itu merupakan "tonggak penting". Hal itu, kata ia, akan meningkatkan pengujian di negara-negara miskin.

Untuk alat tes yang disiapkan, Catharina mengklaim telah memiliki dua alat tes berkualitas tinggi yang sedang dikembangkan oleh WHO untuk penggunaan darurat. Salah satunya adalah tes antigen yang tidak memerlukan laboratorium dan memberikan hasil yang dapat diandalkan hanya dalam 15 menit.

"Ini adalah garis pertahanan pertama kami, penting bagi negara-negara untuk melacak dan mengisolasi untuk menghentikan penyebaran virus," katanya.

Sebagai catatan, korban virus Corona di seluruh dunia sudah melewati angka 1 juta per Selasa ini. Pencapaian tersebut memberikan gambaran betapa dahsyatnya dampak pandemi virus Corona di seluruh dunia dan itupun belum menghitung potensi datangnya gelombang kedua.

Menurut data yang dikutip dari worldometers, tercatat ada 1.006.381 orang yang meninggal akibat virus bernama resmi COVID-19 itu. Untuk jumlah kasusnya, ada 33.552.483 orang yang diikuti dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 24.881.156 orang.

FERDINAND ANDRE | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.channelnewsasia.com/news/world/poorer-countries-to-get-120-million-us-5-covid-19-tests-who-says-13157562

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

20 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

22 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya