TEMPO.CO, Jakarta - Korban virus Corona di seluruh dunia sudah melewati angka 1 juta jiwa per Selasa ini. Pencapaian tersebut memberikan gambaran betapa dahsyatnya dampak pandemi virus Corona di seluruh dunia dan itupun belum menghitung potensi datangnya gelombang kedua.
Menurut data yang dikutip dari worldometers, tercatat ada 1.006.381 orang yang meninggal akibat virus bernama resmi COVID-19 itu. Untuk jumlah kasusnya, ada 33.552.483 orang yang diikuti dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 24.881.156 orang.
"Dunia kita telah membuat pencapaian yang mengerikan. Ini angka yang memusingkan, namun kita tidak boleh sampai lengah dan kehilangan individu-individu di sekitar kita," ujar Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 29 September 2020.
Sebagai perbandingan, pada Juli lalu, jumlah korban meninggal akibat virus Corona baru menyentuh di kisaran 500 ribu. Dengan kata lain, angka tersebut berkembang dua kali lipat hanya dalam rentang waktu tiga bulan. Dan, dalam periode tersebut, sejumlah negara sudah mulai melakukan pelonggaran untuk memulai kembali roda perekonomian.
Secara terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akan berupaya memastikan negara-negara dunia ketiga mendapa supplai vaksin serta tes virus Corona. Hal itu mengingat beberapa negara kesulitan menghadapi pandemi virus Corona yang memburuk beberapa pekan terakhir.
Untuk tes, misalnya, WHO menjamin negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah akan mendapat 120 juta rapid test virus Corona dengan harga terjangkau. Harga yang ditetapkan adalah maksimal US$5 atau seyara Rp75 ribu.
Dilansir dari Channel News Asia, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa produsen Abbott dan SD Biosensor telah setuju dengan Bill & Melinda Gates Foundation untuk membuat 120 juta alat tes COVID-19 yang baru, portabel, dan mudah digunakan selama periode enam bulan.
ISTMAN MP | FERDINAND ANDRE | REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA