Normalisasi Hubungan Israel Dikhawatirkan Ubah Status Quo Masjid Al-Aqsa

Selasa, 15 September 2020 11:36 WIB

Sejumlah umat muslim berada di kawasan masjid Al Aqsa yang dibuka kembali setelah ditutup akibat virus corona atau COVID-19 di Yerusalem, 31 Mei 2020. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Normalisasi hubungan Israel yang dilakukan Uni Emirat Arab dan Bahrain diprediksi mengubah status quo Masjid Al-Aqsa. Hal tersebut disampaikan oleh organisasi Terrestrial Jerusalem usai membaca isi kesepakatan normalisasi antara Israel, Bahrain, dan Uni Emira Arab.

"Akan ada perubahan radikal terhadap status quo (Masjid Al-Aqsa) dengan dampak jangka panjang," ujar pernyataan pers Terrestrial Jerusalem, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Selasa, 15 September 2020.

Mengacu pada status quo yang disepakati di tahun 1967, hanya Muslim yang bisa beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa yang luasnya 14 hektar. Non-Muslim boleh berkunjung ke Masjid Al-Aqsa, namun dilarang beribadah di kompleks tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyau telah menegaskan ini pada deklarasi formal tahun 2015.

Namun, ketika Amerika, Israel, dan Uni Emirat Arab menyepakati normalisasi pada Agustus lalu, kemungkinan status quo itu berubah mulai terlihat. Pernyataan ketiga negara mengatakan bahwa semua Muslim boleh beribadah di Masjid Al-Aqsa. Selain itu, mereka juga menyatakan tempat suci lainnya di Yerusalem boleh digunakan penganut apapun untuk beribadah.

Nah, Terrestrial Jerusalem berkata, Amerika dan Israel membatasi pemahaman Masjid Al-Aqsa. Menurut mereka, dalam kesepakatan normalisasi, Al-Aqsa dikesankan satu bangunan masjid, bukan satu kompleks ibadah. Untuk bangunan-bangunan lainnya, yang tidak memiliki bentuk menyerupai masjid, akan dianggap sebagai "tempat suci lainnya".


"Entah apakah terminologi ini disengaja atau tidak, ini bisa membuka pintu penganut Yahudi untuk beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa. Dengan kata lain, mengubah status quo," ujar keterangan Terrestrial Jerusalem.

Pengacara Palestina, Khaled Zabarqa, menyatakan hal senada. Usai mempelajari kesepakatan normalisasi negara Arab dengan Israel, ia memandang Masjid Al-Aqsa menjadi tanggung jawab Israel. Dengan kata lain, Israel memiliki kelonggaran untuk mengubah status quo.

"Ini jelas-jelas pelanggaran terhadap status quo Masjid Al-Aqsa yang ditetapkan setelah pendudukan Yerusalem di tahun 1967. Status quo tersebut jelas jelas mengatakan bahwa segala hal di balik tembok (Masjid Al-Aqsa) adalah kewenangan Yordania," ujar Zabarqa.

Hingga berita ini ditulis, baik Amerika maupun Israel belum memberikan pernyataan resmi. Seorang pejabat senior Amerika, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan bahwa kesepakatan normalisasi itu memnag dibuat dengan niatan untuk menguntungkan Israel.

"Sangat jelas dari bahasa yang digunakan dalam kesepakatan normalisasi, itu dibuat untuk menguntungkan Israel, tanpa pemahaman lengkap dari Uni Emirat Arab, dan ketidaktahuan dari Amerika," ujarnya.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

News link: https://www.aljazeera.com/news/2020/09/israel-normalisation-partition-al-aqsa-mosque-analysts-200913185257276.html

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

38 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

6 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

7 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

8 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

8 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

9 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

10 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

11 jam lalu

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

Israel mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak menghadiri kontes lagu Eurovision yang digelar di Malmo, Swedia, pekan depan

Baca Selengkapnya