Iran Sebut Normalisasi Bahrain dan Israel Pengkhianatan Besar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Sabtu, 12 September 2020 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Iran ikut angkat suara perihal normalisasi hubungan antara Bahrain dan Israel. Senada dengan tanggapan Palestina, Iran memandang hal tersebut sebagai pengkhianatan besar terhadap resolusi Arab. Terutama, terkait upaya penyelesaian sengketa wilayah kedaulatan antara Palestina dan Israel.
"Pemimpin di Bahrain seharusnya tidak membuka pintu untuk skema Zionis masuk. Mereka seharusnya belajar dari sejarah soal ini," ujar penasehat hubungan internasional dari Parlemen Iran, Hossein Amir-Abdollahian, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 12 September 2020.
Diberitakan sebelumnya, Bahrain menjadi negara Arab keempat yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Bahrain menyusul Uni Emirat Arab yang lebih dulu melakukan hal serupa pada akhir Agustus lalu.
Dengan normalisasi ini, maka Bahrain secara resmi memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Hal itu membuka berbagai kemungkinan mulai dari kerjasama ekonomi maupun keamanan, tak terkecuali terhadap Iran yang dianggap beberapa negara Arab sebagai sumber masalah di Timur Tengah.
Sementara Iran mengutuk langkah Bahrain, Uni Emirat Arab menyambut langkah normalisasi yang diambil tetangganya tersebut. Uni Emirat Arab berharap langkah normalisasi yang diambil Bahrain akan berdampak positif ke depannya.
"Langkah ini merupakan langkah signifikan menunju keamanan dan kemakmuran. Di sisi lain, akan memperluas cakupan kerjasama ekonomi, budaya, sains, dan diplomatik," ujar Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab.
Menanggapi respon yang beragam, Raja Bahrain Hamad bin Isa al Khalifah menegaskan bahwa ia sudah menimbang keputusan normalisasi dengan Israel. Selain itu, dirinya juga sudah mengingatkan Amerika dan Israel bahwa penting untuk menciptakan kedamaian yang berkelanjutan dan adil antara Israel dan Palestina, mengacu pada solusi dua negara.
Sebagai catatan, Bahrain sempat menolak tawaran normalisasi dengan Israel yang disampaikan oleh Amerika. Alasan Bahrain kala itu, mereka tidak mau meninggalkan solusi dua negara untuk menyelesaikan masalah Palestina dan Israel.
Jika tidak ada halangan, Uni Emirat Arab dan Bahrain akan bersama-sama meresmikan normalisasi dengan Israel di Gedung Putih pekan depan. Adapun tanggal yang ditetapkan adalah 15 September 2020.
ISTMAN MP | REUTERS
News Link: https://www.reuters.com/article/us-israel-bahrain-usa-emirates/uae-welcomes-israel-bahrain-agreement-hopes-it-will-be-positive-for-peace-idUSKBN2622RC?il=0