TEMPO.CO, Teheran – Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan pemerintah Uni Emirat Arab atau UEA telah membuat kesalahan besar dengan membuat kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Rouhani memperingatkan negara Teluk itu untuk tidak membiarkan Israel memiliki pijakan di kawasan itu.
Kesepakatan UEA dan Israel, yang diumumkan pada Kamis, menjadi upaya strategis UEA meningkatkan pamornya di wilayah Teluk dan global.
Kesepakatan damai antara UEA dan Israel ini berdampak pada penghentian rencana pencaplokan wilayah Tepi Barat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Namun, Netanyahu mengatakan rencana itu hanya terhenti sementara saja hingga kesepakatan dengan UEA bisa tercapai.
Selain UEA, pejabat Israel mengatakan negaranya sedang membahas rencana perdamaian dengan Bahrain.
Televisi Israel, Kan, melaporkan Bahrain siap menjadi negara Teluk Arab selanjutnya yang akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Seorang pejabat senior Amerika mengatakan kepada media Palestina bahwa Bahrain dan Oman diharapkan akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam waktu dekat seperti dilaporkan media Kan dan dikutip Times of Israel, 15 Agustus 2020.
Kontak dengan Bahrain juga dilaporkan oleh Army Radio, yang melansir bahwa beberapa pejabat Israel mengatakan mereka sedang melakukan kontak berkelanjutan dengan Bahrain tentang kemungkinan realisasi kesepakatan.