TEMPO.CO, Jakarta - Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa, memastikan negaranya tidak akan mengikuti langkah Uni Emirat Arab soal normalisasi dengan Israel. Hal tersebut menyusul tawaran dari Amerika, yang terlibat langsung dalam 'mendamaikan' Uni Emirat dan Israel.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tidak membantah ataupun membenarkan. Ia menyatakan bahwa dalam pertemuan dengan Kerajaan Bahrain, dirinya hanya menegaskan soal pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas regional di Timur Tengah.
"Kami juga membahas soal pentingnya persatuan di kawasan Teluk dan melawan balik pengaruh Iran di sana," ujar Mike Pompeo di akun Twitternya, sebagaimana dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Kamis, 27 Agustus 2020.
Pemerintah Amerika diketahui memang tengah giat mencari target-target baru yang bisa dibujuk untuk melakukan normalisasi dengan Israel. Hal itu untuk mendukung agenda politik mereka dengan negara pimpinan Benjamin Netanyahu tersebut. Adapun selain Bahrain, salah satu negara yang diincar Amerika adalah Sudan.
Jika sebuah negara Arab/ Muslim bersedia untuk melakukan normalisasi, maka negara itu akan memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Selain itu, keuntungan lainnya adalah berhak melakukan kerjasama dagang di samping kian dekat dengan Amerika.
Sejauh ini, hanya ada tiga negara Arab/ Muslim yang sudah melakukan normalisasi dengan Israel. Kebanyakan negara Arab/ Muslim masih berkomitmen untuk membela Palestina tanpa harus melakukan normalisasi dengan Israel. Mereka tidak sepenuhnya percaya dengan pernyataan UEA bahwa normalisasi untuk menyelamatkan Palestina.
Selain agar kian dekat dengan Israel, Amerika juga memanfaatkan normalisasi ini untuk membangun kekuatan di Timur Tengah. Itulah kenapa, di setiap pembahasan terkait normalisasi, mereka menyinggung soal musuh mereka yaitu Iran. Amerika ingin memanfaatkan sentimen negatif terhadap Iran untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara di Timur Tengah. Arab Saudi, Bahrain, adalah beberapa yang sependapat dengan Amerika.
ISTMAN MP | AL JAZEERA