Ribuan perempuan berunjuk rasa di jalan-jalan ibukota Minsk kemarin menuntut Presiden Belarus Alexander Lukashenko mundur. [Today Online]
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu figur oposisi Belarus, Maria Kolesnikova, dikabarkan diculik pria bertopeng pada Senin pagi di Belarus. Menurut keterangan saksi, ia langsung digiring masuk ke dalam sebuah van yang kemudian membawanya pergi.
"Saya melihatnya didorong masuk ke dalam sebuah van hitam oleh pria bertopeng dengan pakaian polos...Telepon genggamnya sempat terjatuh, namun kemudian diambil oleh pria bertopeng itu sebelum melaju pergi," ujar saksi, yang dinamai Anastasia, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 7 September 2020.
Apabila dia benar diculik, maka hal itu mengindikasikan Pemerintah Belarus meningkatkan upayanya untuk membungkam oposisi. Selain itu, juga untuk memukul mundur upaya mereka untuk menggelar pemilu ulang demi melengserkan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
Alexander Lukashenko memang dalam tekanan sejak memenangkan pilpres Belarus untuk keenam kalinya. Ia dianggap bermain curang demi mempertahankan kekuasaannya. Warga dan oposisi mendesaknya untuk menggelar pemilu ulang yang ia respon dengan penangkapan demonstran serta tawaran power sharing.
Di antara sekian banyak oposisi yang menentang Lukashenko, Maria Kolesnikova adalah salah satunya. Ia merupakan satu dari tiga politisi perempuan tersisa di Belarus, selain Svetlana Tsikhanouskaya, yang bekerjasama untuk mengakhiri rezim Alexander Lukashenko. Ia dikenal rajin mengkoordinir gerakan unjuk rasa yang ramai di Belarus akhir-akhir ini.
Rekan-rekan Maria Kolesnikova mengaku tengah mencoba melacak keberadaan dirinya. Di saat bersamaan, kata mereka, beberapa orang terdekat Maria Kolesnikova juga tidak bisa dihubungi yang membuat mereka khawatir.
Kepolisian Minsk membantah mereka telah menahan Maria Kolesnikova. Sementara itu, Menterui Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius menyamakan apa yang terjadi seperti operasi Polisi Rahasia Uni Soviet di zaman Stalin.
"Alih-alih mencoba berdialog dengan rakyat Belarus, pemerintah malah mencoba untuk mengeliminasi mereka satu per satu...Penculikan ini tak bisa diterima. Ini metode zaman Stalin yang diterapkan lagi di Abad 21," ujar Linkevicius.
