NATO: Turki - Yunani Setuju Berdiskusi Soal Sengketa Laut Mediterania

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 4 September 2020 15:03 WIB

Kapal-kapal Yunani dan Prancis berlayar dalam formasi selama latihan militer bersama di laut Mediterania, dalam gambar rilis foto tidak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 13 Agustus 2020. [Kementerian Pertahanan Yunani / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pemerintah Yunani dan Turki telah bersepakat untuk berdiskusi demi menghindari bentrokan yang tidak disengaja di Laut Mediterania Timur.

Ini merupakan bagian dari upaya menurunkan ketegangan, yang meningkat, antara Turki dan Yunani terkait hak pegelolaan cadangan gas alam di kawasan laut itu.

“Menyusul diskusi saya dengan para pemimpin Yunani dan Turki, kedua sekutu sepakat untuk mengadakan pembicaraan teknis di NATO mengenai penetapan mekanisme penurunan konflik militer guna mengurangi risiko insiden dan kecelakaan di Laut Mediterania Timur,” kata Stoltenberg seperti dilansir Reuters pada Kamis, 3 September 2020.

Dua negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, Turki dan Yunani, bersengketa atas hak pengelolaan gas alam di Laut Mediterania Timur dan batasan landas kontinen mereka.

Sengketa memburuk ketika kapal fregat Turki dan Yunani mengalami senggolan pada Agustus.

Advertising
Advertising

Kemenlu Turki mengatakan dukungan terhadap inisiatif NATO dan berharap Yunani melakukan hal sama. Diskusi yang dilakukan di NATO bukan untuk menyelesaikan masalah bilateral antara kedua negara namun soal tindakan yang ditangani oleh militer kedua negara.

“Kami ingin menegaskan kembali bahwa negara kami siap untuk dialog tanpa syarat untuk menemukan solusi yang langgeng dan adil dengan Yunani atas semua masalah di antara kami dalam kerangka hukum internasional,” begitu pernyataan dari kemenlu Turki.

Yunani telah melakukan latihan militer bersama militer Prancis dan Itali di perairan itu. Turki juga melakukan latihan yang sama.

Jerman juga memimpin dorongan diplomatis untuk dialog yang lebih luas. Kanselir Jerman Angela Merkel telah berbicara kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan melalui video konferensi.

Erdogan dan Merkel membahas perselisihan tersebut. Presiden Turki mengatakan bahwa Yunani, Siprus, dan negara-negara yang mendukung mereka ‘telah mengambil langkah-langkah yang meningkatkan kebuntuan dan ketegangan’.

“Presiden kami menilai dukungan sejumlah negara atas sikap tidak adil dan egois dari Yunani tidak dapat diterima,” kata sebuah pernyataan dari kantor Erdogan. Kantor Erdogan mengucapkan terima kasih atas upaya Merkel.

Yunani, dengan dukungan Uni Eropa, menuduh Turki melakukan tindakan agresif dan pelanggaran batas maritimnya.

“Kami telah mencatat keinginan sekretaris jenderal NATO untuk bekerja menyiapkan mekanisme de-eskalasi. Namun hanya dengan pemindahan semua kapal Turki dari landas kontinen Yunani dengan segera yang akan menyebabkan de-eskalasi,” kata seorang diplomat Yunani.

FERDINAND ANDRE | REUTERS

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-greece-turkey-nato/greece-turkey-agree-to-talks-over-eastern-mediterranean-nato-says-idUSKBN25U2MP?il=0

https://www.reuters.com/article/us-turkey-greece-germany/turkeys-erdogan-germanys-merkel-discuss-east-mediterranean-idUSKBN25U2JY

Berita terkait

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

1 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

3 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

3 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

6 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

6 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

7 hari lalu

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

8 hari lalu

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

12 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

13 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

14 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya