Pengadilan Prancis Adili 14 Terdakwa Tragedi Charlie Hebdo

Rabu, 2 September 2020 21:25 WIB

Halaman depan Charlie Hebdo terlihat di kios surat kabar di Paris pada hari pembukaan persidangan serangan pria bersenjata di kantor tersebut, di Paris, Prancis, 2 September 2020. Sidang berlangsung dari 2 September hingga 10 November. REUTERS/Christian Hartmann

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 14 terdakwa kaki tangan teroris dalam tragedi Charlie Hebdo diadili pada Rabu, 2 September 2020 waktu Paris, Prancis.

Pengadilan tragedi Charlie Hebdo berlangsung di Paris sehingga mengingat kembali lima tahun tragedi kebebasan berpendapat yang dibisukan oleh kekerasan kelompok milisi.

Perdana Menteri Prancis Jean Castex menulis tweet dengan kalimat yang sederhana, “Selalu Charlie”.

Sebelas dari 14 terdakwa ini sudah hadir di pengadilan, tiga di antaranya diadili secara in absentia. Tiap terdakwa dijaga ketat oleh dua petugas kepolisian yang lengkap dengan topeng balaclava dan rompi anti peluru. Para terdakwa dituduh membantu Al-Qaeda dalam tragedi Charlie Hebdo.

Dilansir dari Reuters, tiga terdakwa yang tidak hadir dalam pengadilan tersebut dilaporkan melakukan perjalanan ke wilayah Suriah yang dikendalikan ISIS beberapa hari sebelum diserang oleh Amerika Serikat. Belum jelas apakah ketiga terdakwa tersebut sudah dinyatakan tewas atau masih hidup.

Advertising
Advertising

Charlie Hebdo menayangkan ulang serangkaian kartun pada hari Rabu, 1 September 2020 yang menggambarkan seorang nabi, termasuk salah satu dari dirinya dalam sorban berbentuk bom. Ilustrasi ini memicu amarah dari kelompok agama tertentu ketika diterbitkan oleh surat kabar Denmark tahun 2005.

Ketika gambar tersebut dicetak dalam sebuah majalah setahun kemudian, cabang Al-Qaeda di Yaman menempatkan direktur Charlie Hebdo pada ‘daftar orang yang dicari’.

Pada saat serangan tembakan brutal itu, 12 orang tewas di dalam dan sekitar kantor Charlie Hebdo. Esoknya, seorang polisi wanita tewas ditembak. Pada hari ketiga, empat orang dalam toko milik orang Yahudi. Semua terjadi secara runtut pada Januari 2015.

Sebanyak 17 korban tewas dalam kurun waktu tiga hari. Ketiga penyerang dibunuh oleh polisi. Namun pembunuhan tersebut justru menjadi gelombang awal serangan jihad di seluruh Prancis yang menewaskan lebih dari 250 orang.

Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa Prancis akan terus mengingat mereka yang tewas. Ia menyatakan bahwa kebebasan untuk menghujat berjalan seiring dengan kebebasan untuk beriman di Prancis.

“Satir bukanlah wacana kebencian,” kata Presiden Macron dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon.

REUTERS | FERDINAND ANDRE

Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-france-charliehebdo-trial/charlie-hebdo-attack-accomplices-face-trial-five-years-on-idUSKBN25S6AZ

Berita terkait

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

3 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

22 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya