Rusia Rilis Film Dokumenter Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat di Dunia

Jumat, 28 Agustus 2020 06:00 WIB

Bom hidrogen Tsar Bomba dari Uni Soviet yang ribuan kali lebih kuat dari bom Hiroshima.[Rosatom/Sky News]

TEMPO.CO, Jakarta - Badan atom Rusia, Rosatom, merilis video bom nuklir era Uni Soviet Tsar Bomba, yang merupakan ledakan bom nuklir terbesar yang pernah dicatat sejarah.

Video yang sebelum diklasifikasikan sebagai rahasia negara dirilis Rosatom untuk memperingati 75 tahun industri nuklir Rusia.

Tsar Bomba adalah bom hidrogen yang diuji coba di pulau terpencil Kutub Utara, Novaya Zemlya, pada 30 Oktober 1961. Ledakan ini menghasilkan ledakan terbesar yang pernah dibuat oleh manusia atau setara dengan 50 megaton TNT, menurut laporan Sky News, 27 Agustus 2020.

Video tersebut menunjukkan ledakan besar dari berbagai sudut dan jarak, serta menunjukkan persiapan sebelum peluncuran bom.

Pesawat pengebom Uni Soviet yang menjatuhkan Tsar Bomba harus dilapisi dengan cat putih reflektif untuk melindunginya dari radiasi ledakan.

Advertising
Advertising

Bom tersebut juga dijatuhkan dengan parasut yang sangat besar untuk memungkinkan pesawat memiliki waktu untuk terbang menjauhi lokasi ledakan.

Film dokumenter berdurasi 40 menit yang diterbitkan oleh Rosatom pada 20 Agustus dikenal "Product 202", menurut Sputnik.

Bom hidrogen "Product 202" lantas mendapat julukan Tsar Bomba atau Raja dari Segala Bom karena besarnya ukuran dan kekuatan bom.

Sebagai perbandingan, ledakan bom terbesar yang dibuat oleh Amerika Serikat adalah uji coba Castle Bravo pada 1952 dengan kekuatan 22 megaton. Dan sebagai perbandingan, bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima adalah 22 kiloton. Dengan kata lain, Tsar Bomba memiliki kekuatan 1,325 kali lebih besar daripada bom nuklir buatan Amerika Serikat atau ribuan kali lebih kuat daripada bom Hiroshima.

"Kekuatan dahsyat Tsar Bomba berasal dari fusi nuklir, reaksi energi yang sama yang diproduksi oleh matahari," menurut Sputnik mengutip film dokumenter Rosatom.

Tsar Bomba dikirim ke wilayah utara dengan gerbong kereta, di mana bom itu tiba di Pangkalan Udara Olenya, tepat di selatan Murmansk.

Tidak lama setelah ledakan, ilmuwan Soviet terlihat terbang ke lokasi ledakan dengan helikopter, beberapa di antaranya bahkan berjalan di sekitar daerah tersebut tanpa alat pelindung. Panas dari ledakan telah mencairkan sebagian besar salju di kawasan uji coba, yang hanya berjarak 1.900 km dari Kutub Utara.

Gelombang kejut ledakan Tsar Bomba sangat besar, menyebabkan struktur kayu dan jendela pecah yang berjarak ratusan kilometer pecah.

Beruntung, Product 202 alias Tsar Bomba tidak pernah digunakan dalam konflik dan bom dengan kekuatan serupa juga tidak pernah dibuat lagi, meskipun Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev sesumbar Uni Soviet memiliki desain Tsar Bomba lain yang secara teknis memiliki ledakan dua kali lebih besar.

Sumber:

https://news.sky.com/story/largest-ever-hydrogen-bomb-blast-shown-in-declassified-russian-video-12056911

https://sputniknews.com/russia/202008241080266347-video-russias-rosatom-releases-new-footage-of-tsar-bomba-worlds-most-powerful-nuclear-bomb/

Berita terkait

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

16 jam lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

21 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

1 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

2 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

2 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

3 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya