Rusia Peringatkan Amerika untuk Tidak Memberikan Sanksi ke Belarus

Rabu, 26 Agustus 2020 11:14 WIB

Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika dan Rusia telah bertemu untuk membahas situasi di Belarus. Adapun pembahasan berfokus kepada perlu tidaknya tekanan diberikan kepada Belarus terkait gelombang protes yang terjadi di sana. Rusaia mengatakan bahwa mereka telah memperingatkan Amerika untuk tidak memberikan tekanan apapun ke Belarus.

"Kami telah memperingatkan Amerika maupun Uni Eropa untuk tidak memberikan tekanan. Hal tersebut termasuk sanksi," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 26 Agustus 2020.

Sebagaimana diketahui, situasi di Belarus memanas usai Alexander Lukashenko memenangi pilpres untuk keenam kalinya. Gara-garanya, warga menduga ia mencurangi hasil pilpres untuk bisa tetap bertahan di kursi kepemimpinan.

Sekarang, di Belarus, unjuk rasa dan kerusuhan sudah berlangsung lebih dari sepekan. Sekitar 200 ribu warga sudah turun ke jalan untuk memprotes Alexander Lukashenko dan meminta pemilu ulang. Alexander Lukashenko menolaknya, menawarkan opsi lain berupa power sharing dan referendum konstitusi.

Di sisi lain, Belarus menjadi sorotan berbagai pihak, baik negara tetangga maupun organisasi internasional. Beberapa di antaranya adalah Uni Eropa, PBB, dan NATO. Namun, sejauh ini, hanya Uni Eropa yang sudah memberikan sanksi ke Belarus.

Uni Eropa menerapkan sanksi finansial bagi pejabat Belarus yang terlibat dalam penyelanggaraan pemilu. Mereka menyebut Pilpres Belarus tidak berjalan secara jujur dan adil. Dengan sanksi itu, maka pejabat Belarus, termasuk Alexander Lukashenko, tidak bisa mengakses layanan finansial di Eropa dan mengakses aset mereka.

Dengan adanya peringatan dari Rusia, hal tersebut menjadi situasi yang rumit. Rusia adalah satu-satunya sekutu Belarus saat ini. Dikutip dari Reuters, negara-negara Barat menjadi lebih berhati-hati dalam menyerukan dukungan ke warga Belarus agar nantinya tidak memicu operasi penangkapan oleh Belarus dan Rusia.

Perkembangan terbaru, Belarus sudah menangkap dua pimpinan kelompok oposisi. Mereka berasal dari Dewan Koordinasi yang baru berumur satu pekan dan berfungsi sebagai wadah negosiasi dengan pemerintah. Adapun kedua pemimpinnya ditangkap atas tuduhan hendak melakukan makar.

ISTMAN MP | REUTERS

News link: https://www.reuters.com/article/us-belarus-election/belarus-jails-two-opposition-leaders-teachers-head-rally-of-thousands-idUSKBN25L19Z?il=0

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

6 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

6 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

13 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

16 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya