Bank Sentral Belarus Sebut Tidak Ada Masalah Likuiditas Valas

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 25 Agustus 2020 18:29 WIB

Mata uang Belarusia, roubel, (kiri) dan dolar. Minsk Herald

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Direksi Bank sentral Belarus, Dmitry Murin, mengatakan berkurangnya jumlah valuta asing seperti dolar di sejumlah lokasi penukaran uang merupakan masalah teknis.

“Bank tidak memiliki kekurangan likuiditas valuta asing saat ini,” Murin seperti dilansir Reuters pada Ahad, 24 Agustus 2020.

Menurut Murin, perbankan di Belarus tidak memiliki masalah likuiditas. Tapi dia mengakui ada masalah ketersediaan fisik mata uang asing.

Ini menanggapi keluhan kalangan perbankan bahwa mereka tidak memiliki jumlah valuta asing yang memadai seperti dolar untuk melayani permintaan publik yang melonjak belakangan ini.

Salah satu penjual valuta asing mengatakan,”Terjadi kepanikan saat ini. Permintaan mata uang asing sangat tinggi sekarang.”

Advertising
Advertising

Sumber di perbankan ini melanjutkan,”Satu-satunya bank yang punya stok mata uang asing adalah Raiffeisen Bank, yang aktif menjualnya pada pekan lalu. Tapi, pesawat terakhir yang membawa valuta asing tiba di Belarus pada Jumat pekan lalu. Bank kami dan bank lainnya ingin membeli mata uang asing tapi manajemen Raiffeisen mengatakan mereka kehabisan.”

Juru bicara Priorbank, yang merupakan anak perusahaan Raiffeisen di Minsk menolak berkomentar.

Suhu politik di Belarus terus memanas setelah sekitar 200 ribu warga turun ke jalan melakukan demonstrasi mendesak Presiden Alexander Lukashenko mundur pada Ahad pekan lalu.

Namun, Lukashenko menolak mundur dan terlihat dalam siaran televisi membawa senapan serbu di rumah dinasnya, yang didatangi demonstran dari Lapangan Kemerdekaan seperti dilansir CNBC.

Otoritas Belarus juga telah meminta keterangan dari penerima Nobel yaitu Svetlana Alexievich, yang ditanyai soal Dewan Koordinasi. Dewan ini merupakan kelompok oposisi yang terbentuk pada pekan lalu dan mendukung aksi massa.

Dua tokoh Dewan Koordinasi yaitu Olga Kovalkova dan Sergei Dylevsky telah ditangkap petugas keamanan pada Senin di depan pabrik tempat mereka bekerja.

Beberapa hari sebelumnya, Lukashenko memerintahkan penutupan pabrik yang pekerjanya mendukung demonstrasi anti-pemerintah dan menuntutnya mundur dari posisi Presiden. Lukashenko telah berkuasa selama 26 tahun di Belarus dan dianggap sebagai orang kuat.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-belarus-election/belarus-arrests-opposition-figures-calls-in-nobel-laureate-after-mass-protests-idUSKBN25K1RH

https://www.cnbc.com/2020/08/24/belarus-lukashenko-carries-assault-rifle-as-protesters-demand-his-resignation-at-mass-rally.html

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

2 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

3 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

4 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

5 hari lalu

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi bakal menguat. Masih dipengaruhi oleh sentimen putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya