Lebanon Menolak Investigasi Internasional Terkait Ledakan di Beirut

Kamis, 13 Agustus 2020 14:36 WIB

Asap mengepul ke langit di atas kota setelah ledakan bom mobil di dekat hotel St George, Beirut, Lebanon, 14 Februari 2005. Meski ledakan maut yang terjadi pada 4 Agustus 2020 bukan diakibatkan oleh bom, namun peristiwa tersebut mengingatkan dunia dan masyarakat akan rangkaian teror yang pernah terjdi di masa lalu. REUTERS/Alexander Jenniches

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Menteri Hukum Lebanon, Marie-Claude Najem, menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan membuka akses investigasi internasional terkait insiden ledakan di Beirut. Ia berkata, proses hukum atas insiden itu masih bisa dilakukan oleh otoritas hukum Lebanon.

Marie-Claude Najem mengakui bahwa keputusan untuk menutup akses investigasi internasional bukanlah hal yang populer, apalagi di tengah kemarahan masyarakat yang memuncak. Walau begitu, kata ia, pemerintah Lebanon optimistis bisa kembali meraih simpati masyarakat lewat investigasi yang dijalankan sendiri.

"Ledakan yang terjadi di Beirut pekan lalu justru menjadi kesempatan kami untuk kembali meraih kepercayaan publik, ujar Marie-Claude Najem sebagaimana dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Kamis, 13 Agustus 2020.

Diberitakan sebelumnya, gudang penyimpanan ammonium nitrat di Pelabuhan Beirut meledak pada pekan lalu. Hal tersebut menewaskan 170 orang dan melukai kurang lebih 6000 orang. Bahkan, hingga sekarang, masih ada puluhan warga yang dinyatakan hilang pasca ledakan tersebut.

Banyak warga menyalahkan Pemerintah Lebanon atas insiden itu. Sebab, ammonium nitrat, yang menjadi sumber ledakan terkait, sudah lama dibiarkan pemerintah mengendap di Pelabuhan Beirut. Dengan kata lain, insiden berdarah tidak akan terjadi apabila Pemerintah Lebanon sigap mengamankan ammonium nitrat dari Pelabuhan Beirut jauh-jauh hari.

Atas insiden yang terjadi, Pemerintah Lebanon telah menahan belasan pejabat pelabuhan yang dirasa bertanggung jawab. Namun, sejumlah pihak merasa hal itu masih kurang. Mereka meminta akses investigasi internasional dibuka agar penyebab ledakan tidak ditutup-tutupi. Salah satu yang meminta adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron serta Amnesty International.

"Jika kalian melihat cara kerja penegah hukum selama ini ditambah pelanggaran berat yang diterima warga Lebanon, sulit untuk mempercayai penanganan kasus sebesar ini ke mereka," ujar Direktur Amnesty International untuk urusan Timur Tengah, Lynn Maalouf.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

3 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

8 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

9 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

10 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

13 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

21 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

23 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

28 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

30 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya