Intelijen AS: Cina Akan Cegah Donald Trump Menangi Pilpres Amerika

Sabtu, 8 Agustus 2020 10:17 WIB

Presiden AS Donald Trump mengamati alat penyeka swab test disaksikan Wakil Presiden Eksekutif Hardwood Timothy Templet dan Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS) Alex Azar melihat selama tur fasilitas manufaktur Produk Medis Puritan, di Guilford, Maine, AS, Jumat, 5 Juni 2020. Pemusnahan ini dilakukan di tengah tingginya kebutuhan alat penyeka untuk swab test virus corona. REUTERS/Tom Brenner

TEMPO.CO, Jakarta - Agen kontra intelijen Amerika memperingatkan bahwa Rusia, Cina, dan Iran akan berupaya mengintervensi jalannya Pilpres Amerika pada November nanti. Hal itu dikarenakan mereka memiliki kepentingan politik dengan Amerika.

Cina, misalnya, memiliki agenda untuk memastikan Donald Trump tidak memenangai Pilpres Amerika lagi. Mereka menganggap Donald Trump terlalu sulit ditebak sehingga berbahaya untuk kepentingan-kepentingan Cina.

"Pantauan kami, Cina tidak ingin Donald Trump, yang dipandang sulit ditebak, memenangi Pilpres Amerika lagi," ujar Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional Amerika, William Evanina, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Cina, ujar Evanina, akan menggunakan berbagai teknik untuk mempengaruhi jalannya Pilpres Amerika. Salah satu di antaranya adalah penyebaran disinformasi secara online untuk mempengaruhi persepsi publik terhadap Donald Trump.

Contoh lain adalah kritik yang konsisten terhadap Donald Trump. Beberapa isu yang rutin dikritik adalah cara Donald Trump menangani virus Corona, penutupan Konsulat Jenderal Cina di Houston, konflik Laut Cina Selatan, hingga yang terbaru masalah pemblokiran aplikasi asal Cina.

"Cina telah memperluas upayanya untuk mempengaruhi peta politik Amerika, termasuk menekan figur yang bertentangan dengan Cina. Cina menyadari bahwa semua hal itu akan menentukan hasil Pilpres Amerika," ujar Evanina.

Donald Trump, di sisi lain, memang mengkhawatirkan pengaruh Cina terhadap Pilpres Amerika. Langkah terbarunya adalah melarang segala transaksi apapun dengan ByteDance (pemilik TikTok) dan Tencent (pemilik WeChat) dengan tuduhan mereka mengirim data publik ke Partai Komunis Cina. TikTok sendiri, beberapa pekan lalu, sudah digunakan untuk mengerjai kampanye Donald Trump di Tulsa, Oklahoma.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

37 menit lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

19 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

20 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya