TEMPO.CO, Jakarta - ByteDance, selaku pemilik TikTok, akhirnya angkat suara soal perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Amerika Donald Trump. Dengan nada optimistis, TikTok menegaskan bahwa mereka akan tetap berada di Amerka untuk bertahun-tahun ke depan.
"TikTok dicintai oleh lebih dari 100 juta warga Amerika karena hiburannya, ekspresinya, dan konektivitasnya. TikTok akan tetap ada di Amerika untuk bertahun-tahun ke depan," ujar juru bicara ByteDance, Josh Gartner, dikutip dari CNN, Jumat, 7 Agustus 2020.
Pernyataan tersebut memberi sinyal soal hasil negosiasi antara ByteDance (TikTok) dengan Microsoft. Microsoft, sebagaimana diketahui, tengah berupaya untuk mengakuisisi operasional TikTok di Amerika.
Upaya akuisisi tersebut merupakan bagian dari usaha untuk mempertahankan TikTok di Amerika. Presiden Amerika Donald Trump mengancam akan memblokir operasional TikTok apabila tidak diakuisisi perusahaan lokal dan pemerintah Amerika tidak mendapat jatah dari akuisisi tersebut. Tengat yang ditetapkan, 15 September 2020.
Dalam perintah eksekutif yang baru saja dikeluarkan Donald Trump, segala transaksi dengan TikTok dilarang dalam 45 hari dari sekarang. Hal tersebut diduga untuk mendorong Microsoft segera menuntaskan proses akuisisi terhadap TikTok sebelum 15 September.
Microsoft belum memberikan tanggapan atas keluarnya perintah eksekutif tersebut. Ahad kemarin, CEO Microsoft Satya Nadella menyatakan bahwa negosiasi dengan TikTok masih berada di tahap awal dan bisa saja batal.
ISTMAN MP | CNN