Aung San Suu Kyi Maju Lagi jadi Calon Kepala Pemerintahan Myanmar

Selasa, 4 Agustus 2020 15:23 WIB

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi pada Pengadilan Internasional (ICJ)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pemerintahan Myanmar, Aung San Suu Kyi, kembali mencalonkan diri untuk kepemimpinan periode kedua. Aung San Suu Kyi secara resmi menyatakan hal tersebut pada hari ini di Yangon, Selasa, 4 Agustus 2020.

Aung San Suu Kyi, sebagaimana diketahui, adalah salah satu figur paling berpengaruh di Myanmar. Sejak muda, ia memperjuangkan demokrasi di Myanmar. Hal tersebut mengantarkannya pada penghargaan Nobel Perdamaian dan belakangan posisi Kepala Pemerintahan atau Konsuler Negara Myanmar di tahun 2016.

Pada Pemilu 2016, Aung San Suu Kyi mendominasi peristiwa politik tersebut. Ia menang besar. Namun, dalam menjalankan pemerintahan, ia harus berbagai kekuatan dengan figur dari Militer Myanmar.

Dinamika kepemimpinan Aung San Suu Kyi dan pengaruh Militer Myanmar yang masih kuat membuat masa kepemimpinannya tidak cemerlang. Reputasi internasionalnya jatuh karena isu perlakuan terhadap komunitas Muslim Rohingya. Ia dituduh membiarkan atau mendukung diskriminasi terhadap mereka.

Puncaknya, tahun 2017, komunitas Muslim Rohingya kabur dari Myanmar yang dipimpin Aung San Suu Kyi dan Militer Myanmar. Mereka, yang berjumlah 730 ribu orang, lari ke Bangladesh dan menetap di kamp pengungsian karena tak tahan lagi dengan diskriminasi dan Myanmar. PBB, bahkan, sampai menyatakan bahwa diskriminasi terhadap Rohingya di Myanmar dibumbui niat pembunuhan massal.

Januari kemarin, Aung San Suu Kyi mengakui bahwa kejahatan perang, diskriminasi telah dilakukan terhadap Rohingya. Namun, ia membantah pernyataan pemerintahannya hendak menghabisi komunitas Rohingya. Aung San Suu Kyi menyebut Rohingya melebih-lebihkan saja soal Myanmar hendak menghabisi mereka.

Meski reputasi internasionalnya menurun, Aung San Suu Kyi masih memiliki pendukung setia di Myanmar. Ketika dirinya mendaftarkan diri sebagai calon kepala pemerintahan lagi, lewat Liga Nasional untuk Demokrasi, proses itu diiring 50 simpatisannya.

Oposisi Aung San Suu Kyi dalam pemilu nanti adalah Partai Serikat Solidaritas dan Pembangunan. Partai itu didominasi oleh militer Myanmar dan pensiunan pejabat publik.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

5 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

7 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

7 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

10 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

10 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

11 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

19 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya