Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock berbicara pada konferensi pers digital COVID-19 di 10 Downing Street di London, Inggris 2 April 2020. [Pippa Fowles / 10 Downing Street / Handout via REUTERS]
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengkhawatirkan gelombang kedua COVID-19 (virus Corona) di Eropa. Hal tersebut mengacu pada tren virus Corona yang mulai naik lagi. Jika gelombang kedua benar terjadi, Hancock memastikan Inggris tak akan ragu menerapkan karantina lagi.
"Saya rasa kalian bisa melihat kalau gelombang kedua sudah mulai muncul di Eropa. Kami akan melakukan apapun untuk mencegah hal itu terjadi di Inggris," ujar Hancock, dikutip dari Reuters, Kamis, 30 Juli 2020.
Di Eropa, tren kenaikan virus corona mulai terjadi di beberapa negara yang sudah melonggarkan lockdownnya. Salah satunya adalah Spanyol di mana kasus-kasus baru muncul di Barcelona, Zaragoza, dan Madrid. DI sana, pembatasan sosial kembali diberlakukan mulai dari larangan berkumpul hingga penutupan tempat hiburan.
Hal senada dilakukan di Prancis. Perdana Menteri Prancis Jean Castex memberlakukan tes Corona di tempat untuk pendatang dari 16 negara. Hal tersebut disebabkan kasus dari cluster impor yang mulai naik.
Inggris, dalam hal ini, menerapkan kebijakan karantina dua pekan untuk pendatang dari negara-negara dengan sirkulasi virus tinggi. Belum lama ini, Inggris memasukkan kembali Spanyol ke dalam daftar merah yang diprotes oleh sektor pariwisata Spanyol.
Hancock tidak menutup kemungkinan daftar merah Inggris diperbarui dengan memasukkan kembali beberapa negara Eropa. Ia bahkan mengatakan bahwa hal itu akan terjadi dalam beberapa hari, tergantung situasi dan kondisi.
"Kami harus bersikap realistis karena perubahan pandemi terjadi di beberapa negara," ujar Hancock menegaskan.
Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris
5 hari lalu
Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.