TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris menanggapi serius ancaman senjata anti-satelit Rusia yang berbasis di luar angkasa. Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, menyatakan bahwa pihaknya tengah mengkaji pertahanan apa yang harus disiapkan untuk merespon ancaman senjata luar angkasa itu.
"Pekan ini kami telah diingatkan bahwa Rusia bisa menjadi ancaman terhadap keamanan Inggris. Mereka telah menggelar tes senjata anti-satelit yang bisa mengancam keamanan di luar angkasa," ujar Wallace, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 26 Juli 2020.
Wallace menambahkan bahwa Cina pun merupakan ancaman terhadap keamanan Inggris. Berdasarkan intelijen yang mereka miliki, sekutu Rusia itu juga sedang mengembangkan senjata luar angkasa.
"Kedua negara memperkuat militernya. Tindakan seperti itu semakin menggarisbawahi pentingnya pengkajian pertahanan Inggris (terhadap ancaman dari luar angkasa)," ujar Wallace menegaskan.
Hubungan Inggris dengan Rusia dan Cina, beberapan pekan terakhir, memang memanas. Dengan Rusia, misalnya, Inggris menuduh negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu telah mencoba mengintervensi berbagai peristiwa politik di Inggris, mulai dari referendum Skotlandia hingga voting Brexit.
Sementara itu, dengan Cina, Inggris belum ini menahan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong. Hal itu menyusul disahkannya UU Keamanan Nasional Hong Kong oleh Parlemen Cina. Regulasi baru itu dianggap Inggris mengancam hak asasi manusia dan menyuburkan otoritarian di Hong Kong.
Adapun hal yang paling disorot dari hubungan Inggris serta Cina akhir-akhir ini adalah didepaknya Huawei dari proyek jaringan 5G. Perdana Menteri Boris Johnson meminta Huawei membereskan semua infrastruktur jaringan 5G-nya sebelum 2027. Alasan keamanan dan teknis jadi pertimbangan utama.
Perkembangan terbaru, Boris Johnson dikabarkan akan mengamandemen sejumlah regulasi untuk melawan Cina dan Rusia. Beberapa di antaranya aturan soal Spionase, Keamanan Negara, serta Pengkhianatan terhadap Negara.