TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika dan Rusia diagendakan bertemu pada pekan depan untuk membahas keamanan dan pertahanan di luar angkasa. Hal tersebut menyusul tuduhan dari Militer Amerika perihal Rusia sudah mulai menguji senjata luar angkasa (on orbit weapon) yang bisa menyasar satelit lawan.
"Pemerintah Amerika berharap dari pertemuan ini bisa terbentuk norma perihal aktivitas di luar angkasa," ujar Asisten Menteri Luar Negeri untuk Keamanan Internasional, Christopher Ford, dikutip dari Reuters, Sabtu, 25 Juli 2020.
Ford melanjutkan bahwa Amerika menyakini Rusia dan sekutunya, Cina, sudah mulai memandang luar angkasa sebagai medan pertempuran baru. Mulai diujinya senjata luar angkasa anti-satelit pada 15 Juli lalu oleh Rusia, kata Ford, adalah bukti nyata bahwa mereka ingin menguasai luar angkasa.
Jika hal tersebut tidak ditanggapi, Ford mengaku khawatir luar angkasa akan menjadi medan pertempuran berikutnya. Oleh karenanya, perlu segera disusun kesepakatan untk menjamin stabilitas serta mekanisme penanganan krisis di luar angkasa oleh negara-negara terkait.
"Apa yang Rusia lakukan (dengan menguji senjata anti-satelit) adalah melempar sinyal bahwa mereka mampu merusak satelit negara lain. Hal itu benar-benar mengganggu, provokatif, dan berbahaya," ujar Ford.
Ford enggan mengungkapkan siapa yang akan mewakili Amerika dalam pertemuan yang dilangsungkan di Wina, Austria itu. Selain itu, ia juga ogah memberikan tanggapan soal kesepakatan denuklirisasi kedua negara yang membatasi jumlah hulu nuklir masing-masing 1550 unit.
ISTMAN MP | REUTERS