Warga Israel Tuntut Netanyahu Mundur karena Korupsi dan Corona
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 22 Juli 2020 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 2.000 warga Israel kembali berunjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada hari Selasa atas penanganan buruk krisis virus corona dan dugaan korupsi.
Dengan mengenakan masker, para pendemo berpawai dari kediaman resmi Netanyahu ke parlemen Israel, mengangkat tanda-tanda yang bertuliskan "Menteri Kejahatan" dan menyerukan perdana menteri lima masa itu untuk mundur, menurut laporan Reuters, 22 Juli 2020.
Lonjakan kasus virus corona mendorong Israel menuntut bantuan negara yang lebih baik dan turun ke jalan dengan demonstrasi yang dilakukan hampir setiap hari.
Kemarahan publik juga dipicu oleh dugaan korupsi terhadap Netanyahu, yang diadili pada Mei untuk dakwaan penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu membantah tuduhan ini dan menyebutnya sebagai upaya oposisi menjatuhkan dirinya.
Sementara itu, Netanyahu telah mengumumkan berbagai paket bantuan ekonomi, tetapi frustrasi oleh birokrasi dan langkah lambat. Banyak warga Israel mengatakan bantuan itu terlambat dan terlalu sedikit.
"Itu memalukan dan menghina. Anda membayar jaminan sosial dan pajak selama tiga puluh tahun dan kemudian harus memohon (pihak berwenang) untuk memenuhi kebutuhan. Saya di sini untuk memprotes, sehingga pemerintah jahat ini berhenti," kata Doron, 54 tahun, salah seorang pendemo.
Doron, yang diwawancarai tanpa memberikan nama lengkapnya, mengatakan dia telah cuti tanpa bayaran selama tiga bulan.
Sebagai bagian dari protes, pemilik restoran menyiapkan prasmanan gratis untuk para demonstran, menuntut bisnis mereka tetap terbuka atau menerima kompensasi.
Dengan populasi 9 juta, Israel telah melaporkan lebih dari 50.000 kasus virus corona dan 422 kematian.
Israel pada Mei lalu memberlakukan lockdown parsial yang berhasil meratakan kurva infeksi. Tetapi gelombang kedua kasus Covid-19 dan lockodown berikutnya telah menyebabkan popularitas Netanyahu merosot ke bawah 30% dan pengangguran melonjak hingga 21%.
Polisi tidak memberikan angka untuk jumlah demonstran. Seorang juru kamera Reuters memperkirakan sekitar 2.000 orang berkumpul. Media Israel mengatakan protes itu menarik ribuan orang dari seluruh negeri.
Di Yerusalam dan Tel Aviv, protes awalnya dimulai di daerah yang ditunjuk oleh polisi tetapi kemudian meluas ke jalan-jalan, dengan demonstran berbaris di kota-kota dan kadang-kadang bentrok dengan polisi, Times of Israel melaporkan.
Jerusalem Post melaporkan 34 orang ditangkap karena diduga mengganggu ketertiban umum dan menyerang petugas polisi selama protes di Yerusalem pada Selasa malam.
Hanya sedikit atau tidak adanya jarak sosial antara tiap demonstran, meskipun sebagian besar mengenakan masker. Kerumunan terdiri dari sebagian besar orang muda dari remaja akhir hingga 20-an dan 30-an.
Polisi kemudian bentrok dengan beberapa pengunjuk rasa dan menggunakan meriam air untuk membubarkan massa.
Para petugas terekam membubarkan pengunjuk rasa anti-Netanyahu yang menghalangi jalan dekat Taman Sacher di Yerusalem. Sejumlah demonstran terdengar berteriak "Nazi" pada petugas, menurut laporan Times of Israel.
| , , @moyshis @AkivaWeisz pic.twitter.com/FxeaR8VnjK
— (@kann_news) July 18, 2020
Sebelumnya, protes hari Sabtu di Yerusalem adalah yang keempat kalinya dalam seminggu terakhir di persimpangan Gaza Street dan Balfour Street.
Saat itu, pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri perdana menteri, juga berunjuk rasa di puluhan jembatan di jalan-jalan di seluruh negeri.
Ribuan orang juga berdemonstrasi di Charles Clore Park di Tel Aviv sambil menjaga jarak sosial.
Pada Sabtu malam, polisi mengatakan mereka menangkap para pengunjuk rasa di Tel Aviv yang melemparkan benda-benda dan menyemprotkan lada kepada seorang petugas. Obor juga dilemparkan ke polisi, tetapi tidak menyebabkan cedera.
Aktris dan komedian Orna Banai mengatakan sudah waktunya bagi Netanyahu untuk "pulang."
"Saya tidak ingat pernah ada pemerintahan yang begitu kejam, terputus dan kehilangan nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, dan belas kasih," katanya.
Dia mengklaim Netanyahu sibuk dengan "mempreteli negara" daripada berurusan dengan kerusakan ekonomi virus corona.
Tidak seperti protes ekonomi sebelumnya di Tel Aviv pekan lalu, demonstrasi minggu ini juga diikuti anggota gerakan "bendera hitam" yang telah memperingatkan bahwa Netanyahu mengikis demokrasi Israel melalui serangannya pada sistem peradilan dan polisi di tengah persidangan korupsi.
Protes bendera hitam adalah gerakan berkelanjutan terhadap Netanyahu, yang diadili dalam serangkaian kasus korupsi. Demonstrasi telah diadakan secara rutin di seluruh negeri, dengan pengunjuk rasa melambaikan slogan bertuliskan "menteri kejahatan" dan menyerukan agar Benjamin Netanyahu mengundurkan diri.