FBI Pimpin Investigasi Peretasan Akun Twitter Tokoh-tokoh Dunia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Jumat, 17 Juli 2020 09:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Biro Investigasi Federal (FBI) turun tangan menangani kasus peretasan akun Twitter tokoh-tokoh dunia seperti Elon Musk, Joe Biden, dan Barack Obama. Dua pejabat yang mengetahui situasi peretasan tersebut menyatakan FBI langsung memutuskan terlibat setelah mengetahui peretasan Twitter tersebut merupakan bagian dari penipuan Bitcoin.
"Kami menyadari adanya peretasan terhadap akun-akun Twitter yang dimiliki oleh tokoh-tokoh penting. Peretasan akun-akun tersebut berkaitan dengan upaya mendukung penipuan mata uang kripto," ujar FBI dalam keterangan persnya, dikutip dari Reuters, Kamis, 16 Juli 2020.
Diberitakan sebelumnya, akun-akun tokoh terkenal yang diretas tersebut telah digunakan hacker untuk mencari keuntungan. Dengan memanfaatkan status figur yang akunnya diretas, hacker menjebak follower mereka untuk mengirimkan uang dengan kurs Bitcoin.
Skenario yang dijanjikan hacker, uang yang dikirimkan akan digandakan. Kenyataannya, uang tersebut diambil oleh mereka. Berdasarkan laporan blockchain yang terbuka untuk publik, total sudah ada US$100 ribu (Rp1,5 miliar) yang berhasil dikumpulkan hacker sejauh ini.
Dampak ke Twitter sendiri, peretasan tersebut membuat nilai saham mereka jatuh 3 persen. Selain itu, mereka mendapat desakan dari Pemerintah Amerika untuk segera menyelidiki apa penyebab dari peretasan tersebut.
Salah satu desakan datang dari Senator Republikan Josh Hawley yang juga kritikus teknologi. Ia meminta CEO Twitter, Jack Dorsey, untuk segera melakukan investigasi serta melibatkan Kementerian Hukum dan FBI. Seperti yang telah disebutkan di atas, FBI langsung turun tangan.
"Serangan yang berhasil terhadap Twitter sama dengan ancaman kepada seluruh data dan privasi pemilik akun," ujar Josh Hawley kepada Jack Dorsey.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat, Frank Pallone, yang mengawasi penyusunan kebijakan-kebijakan terkait teknologi mendukung Josh Hawley. Menurut ia, perlu ada penjelasan dari Twitter kenapa mereka bisa sampai dibobol hacker yang belum diketahui identitasnya.
Jack Dorsey, secara terpisah, menyatakan bahwa ia menghadapi masa terberat dengan peretasan tersebut. Sejauh ini, Twitter diduga dijebol dengan meretas data pegawai yang memiliki akses ke sistem internal.
"Kemudian mereka menggunakan akses tersebut untuk mengambil alih akun-akun verified yang dimiliki figur-figur penting," ujar Twitter dalam keterangan persnya.
ISTMAN MP | REUTERS