Kartel Narkoba Kolombia Bunuh Warga yang Tak Patuh Lockdown

Kamis, 16 Juli 2020 19:35 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa kelompok bersenjata dan kartel narkoba ikut berperan dalam penertiban lockdown virus Corona di Kolombia. Namun, mereka memakai pendekatan yang ekstrim. Menurut laporan HRW, apabila ada warga Kolombia yang ketahuan melanggar atau mempertanyakan lockdown di daerah operasi keduanya, maka warga itu akan dibunuh.

Salah satu korbannya adalah Edison Leon Perez, ketua komunitas warga di Putumayo. Ia dibunuh oleh kelompok bersenjata La Mafia karena mengirim surat ke pemerintah. Perez mengeluhkan pembatasan dari La Mafia yang terlalu ekstrim sampai mempersulit warga.

"Kurang lebih ada delapan warga yang telah dibunuh oleh kelompok bersenjata (kartel). Mereka menggunakan whatsapp dan pamflet untuk memperingatkan warga untuk tidak melanggar lockdown di daerah operasi mereka," ujar laporan HRW yang terbit pada Rabu kemarin, 15 Juli 2020.

Berbagai cara dilakukan kelompok bersenjata dan kartel narkoba Kolombia untuk menakut-nakuti warga. Selain pembunuhan, cara lain yang mereka lakukan adalah rutin berpatroli, jam malam, dan mematikan moda transportasi. Dengan kata lain, warga tidak boleh keluar rumah sama sekali, bahkan di saat butuh berobat.

Sebagai contoh, di provinsi Cauca, kartel narkoba membakar kendaraan warga yang hendak melanggar lockdown. Di kota pesisir Tumaco, warga tidak diperbolehkan melaut untuk mencari nafkah dan jam malam diberlakukan jauh lebih awal, pukul 5 sore. Apa yang dilakukan kartel narkoba Kolombia lebih keras dibanding pemerintah menurut HRW.

"Kelompok bersenjata tersebut memakai standar mereka sendiri untuk melakukan pembatasan sosial dan pengendalian penyebaran virus Corona," ujar Direktur HRW di Amerika, Jose Miguel Vivanco.

Menurut data HRW, setidaknya ada 11 dari 32 provinsi Kolombia di mana kelompok bersenjata atau kartel narkoba turut berperan dalam pengendalian virus Corona. Beberapa di antaranya adalah Arauca, Bolivar, Caqueat, Cauca, Choco, Cordoba, dan masih banyak lagi.

Dari 11 provinsi itu, lima di antaranya aktif menggunakan kekerasan untuk menertibkan warga selama pandemi virus Corona. Sisanya, hanya mengancam akan menggunakan kekarasan tanpa pernah melakukannya.

"Kami terpaksa membunuh warga (pelanggar lockdown) untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Warga tidak patuh terhadap upaya mencegah penyebaran virus Corona," ujar pamflet kelompok National Liberation Army di Bolivar, Kolombia Utara.

HRW mendesak Pemerintah Kolombia untuk segera menertibkan mereka yang bertindak berlebihan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Kelompok bersenjata dan kartel narkoba, kata HRW, tidak bisa dibiarkan melanggar hak asasi manusia terus menerus.

Hingga berita ini ditulis, Kolombia tercatat memiliki 165 ribu kasus, 5814 korban jiwa, dan 71 ribu pasien sembuh terkait virus Corona.

ISTMAN MP | HRW

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

47 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

48 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Perantara Narkoba Mantan Rekan Pablo Escobar Ditahan di Kolombia

49 hari lalu

Perantara Narkoba Mantan Rekan Pablo Escobar Ditahan di Kolombia

Terduga mantan pengedar narkoba dan mantan mitra mendiang gembong narkoba asal Kolombia Pablo Escobar

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

53 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Dunia Kutuk Israel yang Tembaki Antrean Warga Gaza, Korban Tewas Jadi 112 Orang

58 hari lalu

Dunia Kutuk Israel yang Tembaki Antrean Warga Gaza, Korban Tewas Jadi 112 Orang

Reaksi atas pembantaian Israel ke warga Gaza mengalir dari seluruh dunia, dan banyak yang menggambarkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan

Baca Selengkapnya

Kolombia Tangguhkan Pembelian Senjata dari Israel, Kutuk Pembantaian di Gaza

58 hari lalu

Kolombia Tangguhkan Pembelian Senjata dari Israel, Kutuk Pembantaian di Gaza

Keputusan Kolombia diambil setelah tank Israel menembaki antrean warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza. 120 orang tewas

Baca Selengkapnya

Penyelundupan 2.805 Gram Kokain Cair via Bandara Soekarno-Hatta Digagalkan, Jaringan Kolombia

28 Februari 2024

Penyelundupan 2.805 Gram Kokain Cair via Bandara Soekarno-Hatta Digagalkan, Jaringan Kolombia

Dalam kasus penyelundupan narkoba jenis kokain cair ini, tim gabungan menangkap 3 tersangka, dua di antaranya WNI dan 1 warga negara Kolombia.

Baca Selengkapnya

Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza, Presiden Brasil Didukung Kolombia, Venezuela dan Bolivia

21 Februari 2024

Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza, Presiden Brasil Didukung Kolombia, Venezuela dan Bolivia

Pemimpin negara-negara Amerika Selatan seperti Venezuela, Bolivia dan Kolombia menyatakan dukungannya kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva

Baca Selengkapnya

Alasan Kolombia Destinasi Digital Nomad Termurah

6 Februari 2024

Alasan Kolombia Destinasi Digital Nomad Termurah

Dengan visa digital nomad di Kolombia bisa tinggal hingga dua tahun

Baca Selengkapnya

Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

4 Februari 2024

Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

Tiga aktivis Kamboja telah ditahan di Thailand menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet

Baca Selengkapnya