TEMPO.CO, Bogota – Amerika Serikat bakal mengirim satu unit pasukan militer ke Kolombia untuk memerangi penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang atau narkoba.
Pasukan militer ini akan bertugas selama empat bulan dan membantu pasukan Kolombia.
“Pasukan Brigade Bantuan Keamanan AS bakal tiba di Kolombia pada awal Juni,” begitu dilansir kedutaan besar AS di Bogota, Kolombia, pada Kamis, 28 Mei 2020 seperti dilansir Reuters.
Komandan Armada Selatan AS, Laksamana Craig Faller, mengatakan,”Misi pasukan di Kolombia adalah menunjukkan dukungan dan komitmen melawan penyelundupan narkoba serta mendukung perdamaian, menghormati kedaulatan serta membela nilai-nilai serta idealisme bersama.”
Kolombia mencatat peningkatan penanaman pohon daun koka, yang menjadi bahan baku utama kokain, meningkat dari 208 ribu hektar menjadi 212 ribu hektar.
Kapasitas produksi kokain dari bandar narkoba di negara itu juga naik dari 879 ton menjadi 951 ton pada tahun lalu.
Data ini dilansir oleh Kantor Gedung Putih untuk Urusan Kebijakan Kontrol Obat Nasional.
Pemerintah Kolombia menghadapi tekanan terus menerus dari AS untuk mengurangi penanaman pohon daun koka.
Ini membuat Presiden Kolombia, Ivan Duque, menargetkan penghancuran sekitar 130 ribu hektar lahan koka dari sebelumnya 100 ribu hektar.
Duque juga bakal menggunakan teknik fumigasi menggunakan herbicide glyphosate untuk merusak tanaman koka dari udara.
Kolombia sempat menghentikan praktek ini pada 2015 setelah WHO mengatakan herbisida ini berpotensi menyebabkan kanker dan merusak lingkungan.
AS dan Kolombia berharap bisa mengurangi setengah dari penanaman pohon daun koka dan produksi kokain pada akhir 2023.
Komandan Pasukan Militer Kolombia, Jenderal Luis Fernando Navarro, mengatakan pasukan AS bakal melatih unit gugus tugas pemberantasan penyelundupan narkoba.
New York Times melansir pemerintah Amerika telah menggelontorkan sekitar US$10 miliar atau sekitar Rp150 triliun bantuan untuk pemberantasan narkoba di Kolombia.
Namun, kelompok kriminal justru menambah jumlah lahan pohon daun koka dan menyerang warga, yang mendukung pemerintah dalam pemberantasan narkoba.
Sebanyak 86 pemimpin masyarakat dan 77 bekas anggota kelompok gerilya yang mendukung pemerintah terbunuh oleh kelompok kriminal narkoba.