Neo Nazi Inggris Minta Pengikut Tularkan Corona ke Muslim-Yahudi

Sabtu, 11 Juli 2020 07:00 WIB

Anggota English Defence League (EDL), sebuah kelompok sayap kanan anti-Islam di Inggris, mengangkat tangan mereka dengan hormat Nazi.[Anti-Defamation League/ADL]

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Neo Nazi Inggris memberi tahu para pengikutnya untuk menginfeksi Yahudi dan Muslim dengan virus corona.

Sebuah laporan mengejutkan dari Commission for Countering Extremism, lembaga Inggris untuk melawan ekstremisme, memperingatkan, "Kami telah mendengar laporan dari aktivis sayap kanan Inggris dan kelompok-kelompok Neo Nazi yang mempromosikan narasi anti-minoritas dengan mendorong pengikut untuk secara sengaja menginfeksi kelompok, termasuk komunitas Yahudi."

Teori konspirasi lain dalam dokumen laporan mengklaim virus corona adalah palsu dan bagian dari plot Yahudi untuk menyesatkan publik, menurut dokumen komisi, seperti dikutip dari The Mirror, 10 Juli 2020.

Klaim kelompok Neo Nazi dalam laporan tersebut juga menunjukkan bahwa umat Islam bertanggung jawab atas penyebaran virus karena membuat masjid tetap terbuka saat lockdown.

Sara Khan, komisaris Commission for Countering Extremism, mengatakan bahwa lockdown telah dieksploitasi oleh sejumlah kelompok ekstremis sayap kanan.

Advertising
Advertising

"Kelompok-kelompok dari sayap kanan dan kiri ekstrem, dan kelompok-kelompok Islamis telah sepenuhnya mengeksploitasi lockdown untuk mempromosikan teori konspirasi dan disinformasi berbahaya, terutama online," katanya.

Laporan itu juga menunjukkan teori konspirasi yang menghubungkan virus corona dengan jaringan seluler 5G telah menyebabkan insiden bulan April di mana 50 tiang sinyal 5G hancur.

Warga dilaporkan membakar atau merusak tiang-tiang 5G itu, menurut laporan komisi.

Perusahaan-perusahaan media sosial juga dikritik dalam laporan tersebut karena tidak melakukan upaya yang cukup untuk menindak teori konspirasi yang sejatinya mudah dibantah.

Penelitian menemukan 649 unggahan ditandai karena informasi yang salah terkait dengan virus di Facebook, Instagram, dan Twitter antara 20 April hingga 26 Mei, hanya 9,4 persen yang ditindaklanjuti dan hanya 6,3 persen yang akhirnya dihapus.

"Kita harus berada di garda depan untuk melawan aktivitas ekstremis yang membenci yang berusaha memecah belah dan merusak segala yang diperjuangkan negara kita," kata Sarah.

Komisi menyerukan pemerintah untuk mengembangkan rencana yang jelas untuk memotong dan menangkal pandangan ekstremis sayap kanan dan memastikan bahwa hukum hasutan kebencian dapat ditegakkan secara online.

Berita terkait

Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

7 hari lalu

Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah

Baca Selengkapnya

6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

27 hari lalu

6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

52 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Hilangnya Pesawat MH370, Misteri Penerbangan Terbesar di Dunia

57 hari lalu

Hilangnya Pesawat MH370, Misteri Penerbangan Terbesar di Dunia

Pesawat MH370 itu hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014 dan hingga kini jejaknya belum terlacak.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Australia Melarang Memberi Hormat ala Nazi, Dapat Dihukum Hingga 12 Bulan Penjara

8 Januari 2024

Australia Melarang Memberi Hormat ala Nazi, Dapat Dihukum Hingga 12 Bulan Penjara

Undang-undang ini diberlakukan Australia di tengah meningkatnya kejahatan anti-Semit dan kebencian yang didorong oleh perang Israel-Hamas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya