Derek Chauvin Tetap Tindih Leher George Floyd Meski Sekarat

Kamis, 9 Juli 2020 17:00 WIB

Polisi bernama Derek Chauvin menindih leher George Floyd dengan lututnya saat ditangkap di depan sebuah toko di Minneapolis, Amerika Serikat, Senin, 26 Mei 2020. Tewasnya George dianggap sebagai tindakan kebrutalan polisi, karena saat ditangkap ia tidak melawan dan berulang kali meminta polisi berhenti menekan lehernya karena ia tidak dapat bernafas. Facebook/Darnella Frazier

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan transkrip kamera tubuh yang baru dirilis, terungkap bagaimana Derek Chauvin, mantan polisi Minneapolis terdakwa pembunuhan George Floyd, mengabaikan kesakitan George Floyd dan memintanya untuk berhenti berteriak ketika lehernya ditindih lutut polisi.

"Beritahu anak-anak saya kalau saya mencintai mereka. Saya mati," kata Floyd dalam hampir sembilan menit lehernya ditindih lutut polisi ketika dia sekarat.

Kematian Floyd, seorang pria kulit hitam, saat ditangkap polisi pada 25 Mei menyebabkan protes anti-rasisme dan demonstrasi menentang kebrutalan polisi di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia, dengan pengunjuk rasa yang menyerukan persamaan ras dan reformasi kepolisian.

Dua polisi terlihat menggiring George Floyd dalam keadaan diborgol sebelum pingsan akibat tercekik pada Senin, 26 Mei 2020. Kepolisian telah memecat empat polisi yang terlibat dalam penangkapan tersebut, yaitu Derek Chauvin, Thomas Lane, Tou Thao dan J Alexander Kueng. Instagram/@Cbsnews

Dalam rekaman terdengar Floyd memohon dilepas saat ia tercekik ke aspal, menurut transkrip yang dipublikasikan pada hari Rabu sebagai bagian dari mosi yang diajukan di pengadilan negara bagian Minneapolis, dilaporkan Reuters, 9 Juli 2020.

Advertising
Advertising

"Saya sudah tamat, tamat. Saya klaustrofobia. Perut saya sakit. Leher saya sakit. Semuanya sakit. Saya butuh air atau sesuatu. Tolong? Saya tidak bisa bernapas pak polisi," katanya.

"Anda akan membunuh saya, bung," kata Floyd.

Derek Chauvin, petugas yang berlutut di leher Floyd, menjawab: "Kalau begitu berhenti bicara, berhenti berteriak, butuh banyak oksigen untuk berbicara."

Chauvin, yang berkulit putih, ditangkap pada 29 Mei atau empat hari setelah kematian Floyd. Dia mengaku tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat dua dan pembunuhan berencana.

Tiga mantan polisi Minneapolis, yang berkulit putih, berkulit hitam dan Asia-Amerika, dituduh membantu dan bersekongkol dalam kasus ini.

Pada satu moment, salah satu petugas itu, Thomas Lane, menyarankan agar Chauvin menggulingkan Floyd ke samping karena khawatir dengan kondisinya, menurut transkripnya.

"Tidak, dia tetap di tempat kita menahannya," jawab Chauvin.

Chauvin, seorang polisi senior yang telah berdinas 20 tahun, memberi tahu Lane agar menahannya di sana sampai ambulans tiba, menurut mosi itu. Lane diyakinkan oleh Chauvin bahwa Floyd baik-baik saja dan Lane tidak dapat melihat adanya bahaya, kata mosi tersebut.

Keempat petugas telah dipecat dari departemen kepolisian Minneapolis. Tak satu pun dari mereka yang mengajukan pembelaan dalam sidang singkat pada 29 Juni.

Foto mantan perwira polisi Minnesota (searah jarum jam dari kiri atas) Derek Chauvin, Tou Thao, Thomas Lane dan J. Alexander Kueng dalam kombinasi foto dari Departemen Koreksi Minnesota dan Penjara Kabupaten Hennepin di Minneapolis, Minnesota, US. Keempatnya merupakan para polisi yang terlibat dalam penangkapan George Floyd. Department of Corrections Minnesota/Reuters

Transkrip merinci momen terakhir Floyd dan diambil dari kamera tubuh yang dikenakan oleh mantan perwira Minneapolis Thomas Lane dan J. Alexander Kueng, menurut CNN. Dokumen-dokumen itu dirilis Rabu sebagai bagian dari mosi yang diajukan Selasa di pengadilan negara bagian di Minneapolis.

Mosi, yang diajukan oleh pengacara Lane Earl Grey, berupaya agar tuduhan Lane dibatalkan oleh hakim. Thomas Lane dituduh membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan tingkat dua dan membantu serta bersekongkol dalam pembunuhan tingkat dua dalam kematian Floyd.

Sementara Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua, pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua. Kueng dan Thao dituduh membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan tingkat dua dan membantu serta bersekongkol dalam pembunuhan tingkat dua, tuduhan yang sama dengan Lane.

Eric Nelson, seorang pengacara untuk Chauvin, menolak untuk mengomentari transkrip pada hari Rabu.

Sebelum George Floyd dibanting ke aspal, dia mengatakan kepada petugas bahwa dia tidak bisa bernapas, dan mengatakan bahwa dia menderita Covid-19 dan klaustrofobia, menurut transkrip.

Berita terkait

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

34 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Kasus Tewasnya Pemuda Kulit Hitam Elijah McClain, Polisi Pelaku Divonis 14 Bulan Penjara

6 Januari 2024

Kasus Tewasnya Pemuda Kulit Hitam Elijah McClain, Polisi Pelaku Divonis 14 Bulan Penjara

Bekas petugas kepolisian Colorado dijatuhi hukuman 14 bulan penjara karena perannya dalam tewasnya seorang pemuda kulit hitam Elijah McClain pada 2019

Baca Selengkapnya

Pembunuh George Floyd Ditikam 22 Kali oleh Napi di Penjara

2 Desember 2023

Pembunuh George Floyd Ditikam 22 Kali oleh Napi di Penjara

Terpidana kasus pembunuhan terhadap George Floyd, ditikam di penjara berkali-kali oleh mafia Meksiko.

Baca Selengkapnya

Polisi yang Didakwa Membunuh Pemuda Kulit Hitam Elijah McClain Divonis Tidak Bersalah

7 November 2023

Polisi yang Didakwa Membunuh Pemuda Kulit Hitam Elijah McClain Divonis Tidak Bersalah

Juri dalam sidang di Pengadilan Colorado memutuskan polisi Woodyard tidak bersalah dalam kasus tewasnya pemuda kulit hitam Elijah McClain

Baca Selengkapnya

Dul Kosim Jadi Korban Kekerasan Polisi Narkoba: "Bandar Kok Rumahnya Kontrakan Begitu?"

27 Agustus 2023

Dul Kosim Jadi Korban Kekerasan Polisi Narkoba: "Bandar Kok Rumahnya Kontrakan Begitu?"

Dul Kosim yang diduga tewas karena dianiaya sembilan polisi narkoba Polda Metro Jaya lalu dibuang di Purwakarta sehari-hari disebut hanya buruh kasar.

Baca Selengkapnya

Noah Gragson Kena Sanksi NASCAR Akibat Ulah di Media Sosial, Berikut Profilnya

9 Agustus 2023

Noah Gragson Kena Sanksi NASCAR Akibat Ulah di Media Sosial, Berikut Profilnya

Pebalap muda NASCAR, Noah Gragson, terkena sanksi atau diskors dari Legacy Motor Club akibat tindakan kontroversial di media sosial.

Baca Selengkapnya

Polisi Tembak Mati Remaja, Macron Gelar Rapat Darurat

29 Juni 2023

Polisi Tembak Mati Remaja, Macron Gelar Rapat Darurat

Macron menggelar rapat darurat dengan para menteri senior setelah kerusuhan di seluruh Prancis terkait penembakan seorang remaja oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Pria Kulit Hitam Mati Ditembak Polisi, Keluarga Tuntut Rp673 M

18 Juni 2023

Pria Kulit Hitam Mati Ditembak Polisi, Keluarga Tuntut Rp673 M

Keluarga korban seorang pria kulit hitam yang mati ditembak polisi, menuntut pelaku dan pemerintah kota Akron sebesar Rp673 miliar.

Baca Selengkapnya

Anggotanya Siksa Tyre Nichols Hingga Tewas, Unit Khusus SCORPION Dibubarkan

29 Januari 2023

Anggotanya Siksa Tyre Nichols Hingga Tewas, Unit Khusus SCORPION Dibubarkan

Unit polisi khusus tempat lima petugas Memphis yang memukuli Tyre Nichols sampai akhirnya tewas, dibubarkan karena banyak protes

Baca Selengkapnya

Kanye West Bikin Keluarga George Floyd Marah

17 Oktober 2022

Kanye West Bikin Keluarga George Floyd Marah

Kanye West mengklaim kalau George Floyd tewas karena keracunan fentanyl, bukan karena ditekuk oleh anggota polisi.

Baca Selengkapnya