Hong Kong Larang Lagu Pro Demokrasi Dinyanyikan di Sekolah

Rabu, 8 Juli 2020 17:06 WIB

Orang-orang membaca buku di Perpustakaan Pusat Hong Kong setelah buku-buku aktivis demokrasi dilarang karena undang-undang keamanan nasional di Hong Kong, Cina 6 Juli 2020. [REUTERS / Tyrone Siu]

TEMPO.CO, Jakarta - Segala hal yang berkaitan dengan gerakan pro-demokrasi mulai dibatasi di Hong Kong pasca UU Keamanan Nasional disahkan. Perkembangan terbaru, Pemerintah Hong Kong melarang lagu "Glory to Hong Kong" dinyanyikan ataupun diperdengarkan di sekolah karena berkaitan dengan kelompok pro-demokrasi.

Keputusan tersebut diambil tak lama setelah Kantor Keamanan Nasional Hong Kong diresmikan. Kantor tersebut, salah satunya, berfungsi untuk mengawasi dan melaporkan hal-hal yang dirasa mengancam keamanan nasional Hong Kong, tak terkecuali protes terhadap pemerintah.

"Lagu Glory to Hong Kong tercipta dari insiden sosial pada Juni tahun lalu. Lagu itu mengandung pesan politik yang kuat dan sangat berkaitan dengan kekerasan serta tindakan ilegal yang sudah terjadi bebulan-bulan," ujar Menteri Pendidikan Hong Kong, Kevin Yeung, dikutip dari Reuters, 8 Juli 2020.

Yeung melanjutkan bahwa pelarangan tersebut adalah bagian dari kebijakan keamanan nasional yang lebih besar di lingkungan sekolah. Selain tidak boleh mendengarkan atau menyanyikan lagu perlawanan, murid juga dilarang ikut berdemonstrasi, membaca buku terkait gerakan pro-demokrasi, dan meneriakkan slogan yang mengkritisi pemerintah.

Mulai dibatasinya hal-hal yang boleh dilakukan siswa membuat kelompok pro-demokrasi makin khawatir dengan kondisi Hong Kong. Mereka khawatir pembungkaman kebebasan berpendapat akan semakin luas, tidak hanya di lingkungan sosial, tetapi juga di media massa dan internet.

Sebelumnya, Hong Kong sudah lebih dulu melarang slogan "Bebaskan Hong Kong" untuk dipakai dalam unjuk rasa. Menurut mereka, slogan tersebut bernada anti-pemerintah karena menyuarakan kritik terhadap pemerintah Cina. Segala bentuk yang tidak mengakui posisi Cina di Hong Kong, menurut pemerintah setempat, sama saja dengan tidak mengakui pemerintahan.

Apa yang terjadi kontras dengan pernyataan Kepala Pemerintahan Hong Kong Carrie Lam. Sebelum UU Keamanan Nasional Hong Kong disahkan, ia menjanjikan warga akan tetap bebas berpendapat dan mengkritik pemerintah. Ia mengklaim UU Keamanan Nasional Hong Kong hanya akan menyasar kelompok-kelompok kecil yang dianggap berbuat "onar" dan mengganggu ketertiban.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

9 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

11 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

11 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

16 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

1 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

2 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya