Amerika dan Korsel Sepakat Bertemu Bahas Isu Nuklir Korea Utara

Jumat, 3 Juli 2020 12:30 WIB

Suasana latihan militer Korea Selatan di zona demiliterisasi, perbatasan dengan Korea Utara, di Paju, 22 Juni 2020. Yonhap via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Buntunya pembahasan denuklirisasi dengan Korea Utara mendorong pemerintah Amerika dan Korea Selatan untuk bertemu dan membahas langkah selanjutnya. Rencananya, perwakilan Amerika dan Korea Selatan akan bertemu pada Selasa pekan depan.

"Deputi Sekretaris Menteri Luar Negeri, Stephen Biegun, yang memimpin negosiasi dengan Korea Utara, akan menjadi salah satu diplomat yang mewakili Amerika," ujar salah satu pejabat pemerintah Amerika, yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat, 3 Juli 2020.

Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2018, Amerika dan Korea Selatan terus mengupayakan kesepakatan denuklirisasi dengan Korea Utara. Presiden Amerika Donald Trump bahkan sampai bertemu dengan Pemimpin Agung Korea Utara, Kim Jong Un, untuk memastikan kata mufakat bisa didapat.

Pertemuan pertama tidak berujung hasil. Ketiga negara buntu mencari solusi. Pembahasan kemudian dilanjutkan sebanyak tiga kali di tahun 2019. Hasilnya sama, tetap tidak ada kesepakatan denuklirisasi. Walau begitu, Korea Utara sepakat untuk terus membuka kemungkinan program nuklir mereka dihentikan dan negosiasi ulang.

Tahun 2020, pembahasan denuklirisasi mencapai titik terendahnya. Hal itu dipicu konflik inter-Korea terkait isu pembelot Korea Utara. Korea Utara marah besar dengan Korea Selatan karena gagal mencegah para pembelot mengirim bantuan dan propaganda anti-Pyongyang. Sejak saat itu, pembahasan denuklirisasi tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan berhasil.

Stephen Biegun tidak mengkonfirmasi bahwa dirinya yang akan mewakili Amerika dalam pembahasan nuklir Korea Utara. Namun, ia mengakui bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuat perkembangan signifikan. Sayangnya, kata ia, pandemi Corona mempersulit kemungkinan Korea Utara, Korea Selatan, dan Amerika berkumpul bersama.

Secara terpisah, mantan penasehat keamanan Amerika, John Bolton, mengatakan bahwa Trump sudah merencanakan pertemuan lagi dengan Kim Jong Un. Adapun Trump, kata John Bolton, menginginkan pertemuan berlangsung di bulan Oktober, sebulan sebelum Pilpres Amerika.

"Ia akan menyebutnya sebagai 'Kejutan Oktober'," ujar John Bolton. Ucapan Bolton senada dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, yang menginginkan Trump dan Kim Jong Un bertemu lagi sebelum Pilpres Amerika.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

1 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

3 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

3 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

5 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya