George Floyd Jadi Nama Legislasi Reformasi Kepolisian Amerika

Jumat, 26 Juni 2020 14:30 WIB

Ketua DPR Nancy Pelosi bersama beberapa anggota Kongres AS dari Partai Demokrat berlutut di gedung Kongres AS, Washington, AS, Senin, 8 Juni 2020. Aksi Nancy Pelosi bersama sejumlah tokoh Partai Demokrat itu dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada George Floyd. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika telah meloloskan rancangan legislasi terbaru terkait reformasi Kepolisian. Dikutip dari Reuters, rancangan legislasi tersebut lolos dengan perolehan suara 236-181 di mana 236, mayoritas, diwakili suara Partai Demokrat.

Demokrat, selaku penyusun legislasi tersebut, menamainya sebagai George Floyd Justice in Policing Act. Nama George Floyd dipilih karena reformasi terjadi akibat peristawa nahas yang menimpanya. Sebagaimana diketahui, Floyd adalah warga kulit hitam Minneapolis yang tewas kehabisan nafas karena ditindih kepolisian setempat.

"Saya yakin bahwa masyarakat tidak akan menerima jika kami tidak mengambil tindakan," ujar Ketua DPR Amerika, Nancy Pelosi, pada hari Kamis kemarin waktu Amerika, 25 Juni 2020.

Nancy Pelosi mengakui bahwa rancangan legislasi yang dibuat Demokrat ini belum tentu akan sepenuhnya lolos. Perlawanan dari kubu Republikan dan administrasi Presiden Donald Trump masih kuat. Trump, misalnya, mengancam akan menggunakan hak veto untuk rancangan legislasi Demokrat.

Kubu Repubikan, yang menguasai Senat, jika diragukan akan mendukung rancangan legislasi buatan parlemen. Hal itu dikarenakan Republikan sudah membuat rancangan reformasinya sendiri yang ditolak di parlemen.

Rancangan Demokrat dan Republikan berbeda dalam hal pendekatan walau premis dasarnya sama. Misalnya, di saat rancangan Demokrat menegaskan perlunya perubahan legal dan kebijakan soal kekerasan oleh Kepolisian, rancangan Partai Republik menekankan pada pencegahan.

Contoh lain, aturan rancangan Partai Demokrat memperbolehkan korban kekerasan oleh Kepolisian Amerika untuk menuntut langsung Kepolisian terkait. Pada rancangan Partai Republik, hal tersebut tidak diatur.

"Orang-orang bertanya, apakah kami bisa berkompromi. Bayangkan, mereka hanya membatasi pencekikan, kami melarang pencekikan. Komprominya bagaimana? Mau membatasi jumlahnya? Tidak akan," ujar Pelosi.

Menanggapi pernyataan Pelosi, senator Republikan, Tim Scott, juga ragu kompromi akan terjadi. Ia bahkan menilai Demokrat mempolitisasi isu rasial, bukannya mencari solusi. "Akan ada darah di tangan Demokrat," ujarnya.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

7 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

1 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

1 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya