PBB Temukan 8 Kuburan Massal di Libya

Jumat, 12 Juni 2020 15:00 WIB

UNSMIL meminta agar otoritas melakukan investigasi untuk kematian-kematian masyarakat tanpa prosedur hukum. Sumber: AFP/Mahmud Turkia/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Misi dukungan PBB untuk Libya atau UNSMIL mengungkap laporan mengerikan temuan setidaknya delapan kuburan massal yang ditemukan akhir pekan lalu di sebuah area yang direbut dari kelompok bersenjata pimpinan Haftar. Sebagian besar kuburan-kuburan massal itu ditemukan di daerah Tarhuna.

Situs aljazeera.com mewartakan kelompok pimpinan Haftar masih kuat bercokol di Libya. Kota itu telah digunakan oleh pasukan Haftar untuk melancarkan serangan selama hampir 14 bulan untuk merebut Ibu Kota Tripoli dari kubu Government of National Accord (GNA).

“UNSMIL mencatat setidaknya ada 8 kuburan massal yang ditemukan dalam beberapa hari terakhir, mayoritas di daerah Tarhuna. Hukum internasional mewajibkan pihak berwenang agar melakukan investigasi yang cepat, efektif dan transparan untuk semua kasus kematian yang melanggar hukum ini,” demikian pernyataan UNSMIL di Twitter.

Pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dukungan PBB tampak mengenakan masker dalam genjatan senjata melawan Tentara Nasional Libya di garis depan Ain-Zara di Tripoli, Libya, 25 Maret 2020. Menurut laporan, pasien Corona pertama tersebut adalah seorang lelaki berusia 73 tahun yang baru pulang dari Tunisia pada 5 Maret lalu. Xinhua/Amru Salahuddien

GNA merebut Kota Tarhuna pada 5 Juni lalu dari kelompok pimpinan Haftar. Semenjak itu, ditemukan ribuan jasad dalam beberapa kuburan massal.

Advertising
Advertising

GNA sangat yakin mayat-mayat dalam kuburan massal itu adalah tentara Libya pro-pemerintah yang dipenjara oleh kelompok pimpinan Haftar. GNA juga yakin ada warga sipil yang dikubur dalam kuburan massal tersebut.

“Kuburan massal ini adalah indikasi kebrutalan konflik Libya dan korban jiwa penduduk di area Tarhuna,” demikian keterangan GNA.

UNSMIL menyerukan kepada seluruh anggota komite untuk mengambil tindakan yang ditujukan untuk mengamankan kuburan-kuburan massal ini, mengidentifikasi para korban, mencari sebab kematian dan mengembalikan jasad kepada keluarga terdekat.

Sebelumnya pada Maret 2020, UNSMIL menerima laporan ratusan orang hilang, kasus pembunuhan, penyiksaan dan kehilangan tempat tinggal keluarga-keluarga di Tarhuma. Di antara korban adalah individu, PNS, militan dan aktivis. Toby Cadman, Pengacara HAM internasional mengatakan pihaknya menerima laporan beberapa jenazah ada yang dalam kondisi tangan diikat ke belakang. Temuan kuburan massal ini benar-benar menjadi bukti kejahatan perang.

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

16 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

20 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

4 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

5 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya